Investor Asing Kabur Rp 435 miliar, IHSG Menguat 0,42%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 April 2018 16:53
Investor Asing Kabur Rp 435 miliar, IHSG Menguat 0,42%
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - IHSG ditutup menguat 0,42% pada perdagangan hari ini (5/4/2018) ke level 6.183,23 poin. Penguatan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham kawasan regional yang juga mengakhiri hari di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,53%, indeks Strait Times naik 1,97%, indeks Kospi naik 1,22%, indeks SET (Thailand) naik 0,72%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 1,11%.

Transaksi lagi-lagi berlangsung sepi yaitu senilai Rp 5,75 triliun dengan volume sebanyak 8,5 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 356.126 kali.

Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari meredanya ketakutan atas perang dagang, pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.

Kudlow mengungkapkan rencana pengenaan bea masuk untuk 1.300 produk China yang diumumkan kemarin mungkin hanya merupakan taktik negosiasi. Oleh karena itu, bisa saja bea masuk terhadap produk-produk tersebut tidak jadi diterapkan.

Pernyataan dari Kudlow ini memberi kelegaan bagi pelaku pasar. Setidaknya untuk saat ini, ketakutan atas terjadinya perang dagang antar dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut mereda. Investor pun beramai-ramai mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang beresiko seperti saham.

Jika dilihat dari kontribusinya terhadap penguatan IHSG, sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi (+1,52%) menempati posisi teratas.

Penguatan pada sektor tersebut didorong oleh kenaikan harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang sebesar 2,22% ke level Rp 3.680/saham. Koreksi saham TLKM yang sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir nampak membuka ruang akumulasi bagi para investor, terlebih dengan adanya dukungan dari sisi eksternal. Investor asing yang sepanjang tahun melepas saham emiten operator telekomunikasi plat merah tersebut kini melakukan aksi beli bersih walaupun tak besar nilainya, yaitu hanya Rp 17,85 juta.

Sementara itu, pelaku pasar juga masih gencar memburu saham-saham barang konsumsi (indeks sektor barang konsumsi naik 0,46% dan berkontribusi terbesar ketiga bagi penguatan IHSG), pasca rilis data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Sepanjang Maret, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,2% MoM, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,12% MoM. Sementara itu, inflasi secara year-over-year (YoY) berada di level 3,4%, juga di atas konsensus yang sebesar 3,32%. Tekanan inflasi pada bulan lalu datang dari pos bahan makanan dan makanan jadi yang masing-masing memiliki andil sebesar 0,05% dan 0,04% (terhadap inflasi secara MoM). Hal tersebut lantas diartikan sebagai sebuah sinyal bangkitnya daya beli masyarakat Indonesia.

Saham-saham sektor barang konsumsi yang diperdagangkan menguat pada hari ini diantaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM ( 1,6), PT Multi Bintang Indonesia Tbk/MLBI ( 1,23%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR ( 0,96%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP ( 0,61%), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP ( 0,25%).

Penguatan IHSG juga ditopang oleh sektor pertambangan yang menguat sebesar 1,44%. Sampai dengan akhir perdagangan IHSG, harga minyak mentah jenis WTI kontrak pengiriman Mei menguat tipis 0,03% ke level US$ 63,39/barel, sementara brent kontrak pengiriman Juni menguat 0,07% menjadi US$ 68,07/barel. Pelaku pasar yang sempat takut permintaan minyak akan turun akibat perang dagang kini nampak lebih optimis atas prospek si minyak hitam tersebut.

Terlebih, cadangan minyak AS untuk minggu yang berakhir pada 30 Maret tercatat turun sebesar 4,6 juta barel, jauh dibawah ekspektasi yang memperkirakan akan ada lonjakan sebesar 1,4 juta barel.

Saham-saham emiten pertambangan minyak yang diperdagangkan menguat pada hari ini diantaranya: PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik 1,75%, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 1,65%, PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 1,34%, dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI) naik 1,2%.

Sisi negatifnya, investor asing masih melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 434,61 miliar. Aksi jual investor asing banyak terkonsentrasi pada saham-saham perbankan: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dilepas Rp 174,62 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dilepas Rp 89,42 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dilepas Rp 50,49 miliar, dan PT Bank Central Asia TBk (BBCA) dilepas Rp 41,28 miliar.

Investor asing nampak masih menghindari saham-saham perbankan terkait dengan terpilihnya Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru. Mereka khawatir sikap Perry yang pro growth akan membuat bank-bank 'dipaksa' untuk menggenjot pertumbuhan kredit. Masalahnya, situasi ekonomi saat ini masih penuh ketidakpastian. Jika kredit dipaksa untuk tumbuh akan berisiko pada peningkatakan rasio kredit bermasalah seperti yang terjadi pada 2015 dan 2016.

Keputusan BI untuk melonggarkan rata-rata GWM Primer dalam rupiah dari 1,5% menjadi 2% yang diumumkan pada hari ini lantas diartikan sebagai langkah awal BI dalam menggenjot pertumbuhan kredit.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular