
Review Kinerja 2017
MNC Memimpin, Caplok 47% Kue Iklan Emiten Media
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 April 2018 18:36

Dari sisi pendapatan iklan, grup MNC lagi-lagi meraja dengan meraup pemasukan iklan senilai total Rp 14 triliun dari dua perusahaan medianya. Angka itu setara dengan 47,4% atau nyaris separuh dari total iklan yang dikumpulkan tujuh emiten media di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Grup Emtek menyusul di posisi kedua dengan total pemasukan iklan sebesar Rp 10 triliun, atau 35% dari total pemasukan iklan ketujuh emiten tersebut. Sementara itu, grup Bakrie berada di posisi ketiga dengan total pemasukan iklan Rp 4,6 triliun, setara 15,9% dari total pemasukan iklan seluruh emiten tersebut.
Ibarat planet Pluto di tata surya, grup Tempo yang tidak memiliki stasiun penyiaran hanya menikmati kue iklan sebesar Rp 154 miliar, atau 0,53% dari sebaran iklan di industri. Itupun belum cukup untuk menyisakan keuntungan bersih di akhir tahun, meski pendapatan naik 23,7%.
Jika dikaji lebih jauh berdasarkan efektivitas capaian iklan per perusahaan media, grup Bakrie tahun lalu membukukan kinerja terbaik dengan pertumbuhan perolehan iklan MDIA sebesar 12,8%, diikuti VIVA sebesar 5,9%. Pemasukan iklan di MDIA menyumbang 100% dari pendapatannya, sedangkan di VIVA menyumbang 94,6%. Dengan kata lain, kinerja grup ini benar-benar merepresentasikan dinamika industri media karena hanya memiliki sumber pemasukan dari bisnis inti (share iklan).
Sebaliknya, grup Emtek tercatat paling buruk dalam hal perolehan iklan, dengan penurunan sebesar 3,7% di SCMA—yang 100% pendapatannya berasal dari iklan. Untung saja, EMTK menutup kemalangan tersebut dengan pertumbuhan iklan sebesar 8,3%.
Namun wajib dicatat, EMTK juga memiliki bisnis non-media seperti teknologi dan investasi. Pemasukan iklan menyumbang 65% dari total pendapatan mereka.
Sementara itu, MNCN yang 98% pendapatannya berasal dari iklan hanya membukukan pertumbuhan pemasukan iklan sebesar 4,9%. Secara grup, kinerja mereka terbantu oleh BMTR yang pemasukan iklannya naik 5,5%. Iklan menyumbang 63% dari pendapatan Global Mediacom. (ags/ags)
Grup Emtek menyusul di posisi kedua dengan total pemasukan iklan sebesar Rp 10 triliun, atau 35% dari total pemasukan iklan ketujuh emiten tersebut. Sementara itu, grup Bakrie berada di posisi ketiga dengan total pemasukan iklan Rp 4,6 triliun, setara 15,9% dari total pemasukan iklan seluruh emiten tersebut.
Ibarat planet Pluto di tata surya, grup Tempo yang tidak memiliki stasiun penyiaran hanya menikmati kue iklan sebesar Rp 154 miliar, atau 0,53% dari sebaran iklan di industri. Itupun belum cukup untuk menyisakan keuntungan bersih di akhir tahun, meski pendapatan naik 23,7%.
Sebaliknya, grup Emtek tercatat paling buruk dalam hal perolehan iklan, dengan penurunan sebesar 3,7% di SCMA—yang 100% pendapatannya berasal dari iklan. Untung saja, EMTK menutup kemalangan tersebut dengan pertumbuhan iklan sebesar 8,3%.
Namun wajib dicatat, EMTK juga memiliki bisnis non-media seperti teknologi dan investasi. Pemasukan iklan menyumbang 65% dari total pendapatan mereka.
Sementara itu, MNCN yang 98% pendapatannya berasal dari iklan hanya membukukan pertumbuhan pemasukan iklan sebesar 4,9%. Secara grup, kinerja mereka terbantu oleh BMTR yang pemasukan iklannya naik 5,5%. Iklan menyumbang 63% dari pendapatan Global Mediacom. (ags/ags)
Pages
Most Popular