
Cemas Perang Dagang, Sektor Teknologi Seret Wall Street Jatuh
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 April 2018 06:27

New York, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street anjlok pada perdagangan hari Senin (2/4/2018) akibat kemunculan kembali kekhawatiran perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 458,92 poin atau 1,9% ke 23.644,19 setelah melemah di bawah rata-rata pergerakan selama 200 harinya, S&P 500 anjlok 58,99 poin atau 2,23% menjadi 2.581,88, sementara Nasdaq Composite turun tajam 193,33 poin atau 2,74% ke 6.870,12.
Hari pertama perdagangan di kuartal kedua tahun ini diwarnai aksi jual investor terhadap saham-saham sektor teknologi dan barang konsumsi, dilansir dari Reuters. Penurunan nilai saham-saham perusahaan, seperti Amazon.com, Tesla, dan Microsoft, terjadi akibat pengenaan tarif impor balasan yang diberlakukan China hari Minggu lalu terhadap 128 barang dari AS. Tindakan itu adalah balasan atas kebijakan bea impor baja dan aluminium AS.
Presiden AS Donald Trump juga akan mengenakan bea impor untuk barang-barang berteknologi tinggi dari China.
"Ini lebih rumit daripada sekadar aksi jual saham-saham teknologi. Apa yang memukul pasar adalah indeks S&P yang jatuh di bawah rata-rata pergerakan 200 harinya," kata Brian Battle, direktur perdagangan di Performance Trust Capital Partners. "Hal itu memberi momentum jual dan mereka [trader] tidak peduli pada kondisi fundamentalnya."
Amazon menjadi penyebab utama koreksi terhadap indeks S&P 500 menyusul tindakan Trump yang melanjutkan kritikannya terhadap peritel online itu melalui akun Twitter-nya.
Keseluruhan 11 sektor S&P 500 ditutup melemah hari Senin dengan penurunan terbesar dibukukan oleh sektor barang konsumsi dan teknologi yang masing-masing terkoreksi 2,8% dan 2,5%.
Nasdaq, yang dipenuhi perusahaan teknologi, terseret turun akibat pelemahan saham-saham Microsoft, Intel, Apple, Facebook, dan Alphabet.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 458,92 poin atau 1,9% ke 23.644,19 setelah melemah di bawah rata-rata pergerakan selama 200 harinya, S&P 500 anjlok 58,99 poin atau 2,23% menjadi 2.581,88, sementara Nasdaq Composite turun tajam 193,33 poin atau 2,74% ke 6.870,12.
Hari pertama perdagangan di kuartal kedua tahun ini diwarnai aksi jual investor terhadap saham-saham sektor teknologi dan barang konsumsi, dilansir dari Reuters. Penurunan nilai saham-saham perusahaan, seperti Amazon.com, Tesla, dan Microsoft, terjadi akibat pengenaan tarif impor balasan yang diberlakukan China hari Minggu lalu terhadap 128 barang dari AS. Tindakan itu adalah balasan atas kebijakan bea impor baja dan aluminium AS.
"Ini lebih rumit daripada sekadar aksi jual saham-saham teknologi. Apa yang memukul pasar adalah indeks S&P yang jatuh di bawah rata-rata pergerakan 200 harinya," kata Brian Battle, direktur perdagangan di Performance Trust Capital Partners. "Hal itu memberi momentum jual dan mereka [trader] tidak peduli pada kondisi fundamentalnya."
Amazon menjadi penyebab utama koreksi terhadap indeks S&P 500 menyusul tindakan Trump yang melanjutkan kritikannya terhadap peritel online itu melalui akun Twitter-nya.
Keseluruhan 11 sektor S&P 500 ditutup melemah hari Senin dengan penurunan terbesar dibukukan oleh sektor barang konsumsi dan teknologi yang masing-masing terkoreksi 2,8% dan 2,5%.
Nasdaq, yang dipenuhi perusahaan teknologi, terseret turun akibat pelemahan saham-saham Microsoft, Intel, Apple, Facebook, dan Alphabet.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular