Inflasi Kuartal I-2018 'Jinak', Tapi Tetap Ada PR

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 April 2018 11:49
Cermati Inflasi Inti
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Ada pula hal yang perlu dicermati terkait laju inflasi kuartal I, yaitu inflasi inti. Sampai akhir Maret, inflasi ini masih relatif rendah yaitu 2,67% secara tahunan. Pada Maret 2017, inflasi inti masih 3,3%.

Inflasi inti adalah kelompok pengeluaran yang bersifat persisten, alias susah turun-naik. Inflasi inti lebih dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara luas seperti suku bunga, kurs, harga komoditas internasional, sampai ekspektasi ke depan. Oleh karena itu, inflasi inti yang masih rendah bisa menggambarkan lambatnya permintaan.

Inflasi Kuartal I-2018 'Jinak', Tapi Tetap Ada PRBPS
Data BPS menyebutkan, sebagian besar pekerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian, yaitu 35,93 juta orang (29,69%). Disusul oleh sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan masing-masing 28,17 juta orang (23,28%) dan 20,48 juta orang (16,92%).

Namun sektor pertanian masih bergerak melambat karena minim dukungan dari sisi harga. Harga minyak sawit mentah (CPO) selama kuartal I-2018 turun 4,22%. Sementara harga batu bara turun 3,43% dalam periode yang sama.

Dua komoditas tersebut adalah andalan utama ekspor Indonesia. Ketika harganya turun, maka pendapatan ekspor pun menurun. Dampaknya adalah kesejahteraan para pelaku di sektor ini tidak bertambah, atau mungkin malah turun.

Kala kesejahteraan sebagian besar pekerja di Indonesia tidak naik, maka konsumsi ikut melambat. Ini menjadi penyebab inflasi inti yang masih rendah, karena permintaan memang belum pulih betul.

Inflasi inti dan konsumsi masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Solusinya lagi-lagi adalah industrialisasi. Dengan begitu masyarakat tidak akan menggantungkan konsumsinya dari perkembangan harga komoditas. Melalui industrialisasi, masyarakat bisa menikmati nilai tambah yang lebih dan itu menjadi modal tambahan untuk meningkatkan konsumsi.

Pelajaran yang bisa dipetik dari perkembangan inflasi di kuartal I-2018 adalah secara umum inflasi masih terkendali meski masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Perlu ada perhatian dan upaya lebih untuk menjaga produksi pangan, karena faktor cuaca bisa saja kurang kondusif. Selain itu, tren depresiasi nilai tukar rupiah juga perlu dicermati sebab mendorong inflasi impor (imported inflation).

Kedua, inflasi inti yang relatif rendah bisa menjadi sinyal konsumsi yang belum benar-benar pulih. Di sini memang butuh penanganan dalam jangka panjang, yaitu reindustrisalisasi nasional. Keberpihakan baik dari sisi fiskal, moneter, regulasi, hingga sektor keuangan perlu difokuskan untuk membangkitkan kembali industri nasional. (aji/wed)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular