
Tahun 2018, Martha Tilaar Targetkan Pertumbuhan Bisnis 10%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 April 2018 10:54

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Martina Berto Tbk (MBTO) menargetkan pertumbuhan penjualan dapat tumbuh sebesar 7%-10% sepanjang tahun ini, ditargetkan pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan usaha perusahaan yang hanya sebesar 5% di tahun lalu.
Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar mengatakan pertumbuhan tahun ini ditargetkan pertumbuhan yang moderat untuk bisnis perusahaan. Tahun lalu diakuinya bahwa perusahaan cukup agresif dalam berinvestasi sehingga belum mampu untuk mencetak keuntungan.
"Itu untuk pertumbuhan sales kita. Sedangkan untuk porfit tahun depan diharapkan bisa sebesar Rp 9 miliar," kata Bryan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (2/4).
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan pemilik merk Martha Tilaar ini menargetkan untuk bisa meningkatkan penjualan di gerai mencapai 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara, perusahaan belum berencana untuk menambah gerai baru dari jumah yang ada saat ini sebanyak 30 gerai.
Tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 59 miliar yang berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman bank. Dana tersebut sebear 45% akan digunakan untuk investasi peremajaan mesin, sementara sisanya akan digunakan untuk berinvestasi pada prasarana pendukukung lainnya.
Tahun lalu perusahaan tumbuh tak terlalu tinggi, penjualan perusahaan hanya tumbuh 6,73% menjadi Rp 731,57 dari Rp 685,44 miliar di akhir 2016. Sementara, tahun lalu perusahaan masih mencetak rugi mencapai Rp 24,69 miliar.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar mengatakan pertumbuhan tahun ini ditargetkan pertumbuhan yang moderat untuk bisnis perusahaan. Tahun lalu diakuinya bahwa perusahaan cukup agresif dalam berinvestasi sehingga belum mampu untuk mencetak keuntungan.
Tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 59 miliar yang berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman bank. Dana tersebut sebear 45% akan digunakan untuk investasi peremajaan mesin, sementara sisanya akan digunakan untuk berinvestasi pada prasarana pendukukung lainnya.
Tahun lalu perusahaan tumbuh tak terlalu tinggi, penjualan perusahaan hanya tumbuh 6,73% menjadi Rp 731,57 dari Rp 685,44 miliar di akhir 2016. Sementara, tahun lalu perusahaan masih mencetak rugi mencapai Rp 24,69 miliar.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular