Investor Lepas Saham Big Cap, Sepekan Ini IHSG Koreksi 1,16%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 March 2018 19:43
Saham-saham blue chip yang paling banyak dilepas investor adalah sektor jasa keuangan dan barang konsumsi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan terakhir Maret 2018 ini, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) terkoreksi 0,35% ke level 6.188,99. Pemicunya, penurunan harga saham-saham berkapitaliassi pasar besar alias blue chip. Indeks LQ-45 bahkan anjlok hingga 1,16%, lebih dalam dari koreksi IHSG.

Saham-saham blue chip yang dilepas investor banyak berasal dari sektor jasa keuangan dan barang konsumsi. Sektor jasa keuangan anjlok hingga 1,43% pada pekan ini dan menjadi sektor dengan imbal hasil terburuk jika dibandingkan 9 sektor saham lainnya. Sektor barang konsumsi terkoreksi sebesar 0,64%.

Dari sektor jasa keuangan, koreksi dipicu oleh aksi jual pada saham-saham bank yang masuk dalam kategori BUKU IV. Secara mingguan, harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 4,66%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 4,1%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,1%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,57%.

Dari sektor barang konsumsi, saham-saham yang banyak dilepas oleh investor adalah: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 2,45%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) turun 4,88%, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 2,84%.

Sentimen negatif bagi IHSG pekan ini datang dari dalam dan luar negeri. Dari sisi eksternal, kekhawatiran atas perang dagang nampak belum usai. Walaupun AS dan China sudah memulai proses negosiasi dalam hal perdagangan, namun belum ada kesepakatan yang ditandatangani kedua belah pihak. Jika salah satu pihak merasa tidak puas nantinya dalam proses negosiasi, bukan tak mungkin Donald Trump selaku Presiden AS kembali memasang sikap protektif bagi negaranya.

Kemudian, tensi geopolitik dunia kembali memanas minggu ini, pasca ratusan diplomat asal Rusia diusir oleh berbagai negara seperti AS, Kanada, Ukraina, dan negara-negara Uni Eropa terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam pembunuhan mantan mata-matanya di Inggris menggunakan racun. Perkembangan terakhir, Rusia sudah mengumumkan aksi balasan dengan mengusir sebanyak 60 diplomat AS dari negaranya serta menutup konsulat AS di St. Petersburg

Di Spanyol, kondisi memanas pasca kepolisian wilayah Jerman menahan mantan Presiden Katalunya, Carles Puigdemont. Penangkapan ini datang menyusul surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi Spanyol. Tak hanya Puidgemont, surat perintah penangkapan juga diterbitkan untuk 12 orang lainnya dengan dakwaan pemberontakan atas keterlibatan mereka dalam upaya percobaan memerdekakan Katalunya yang akhirnya gagal pada tahun lalu. Para pendukung gerakan separatis yang tak terima dengan penangkapan mantan pemimpinnya itu melakukan aksi protes di jalanan Katalunya.

Bos Baru Bank Sentral Sita Perhatian

Dari dalam negeri, terpilihnya Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru menyita perhatian pelaku pasar. Dalam pemaparannya di depan anggota DPR saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan, Perry mengungkapkan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke kisaran 6% dalam 5 tahun ke depan. Pelaku pasar lantas khawatir sikap Perry yang pro growth akan membuat bank-bank dipaksa untuk menggenjot pertumbuhan kredit.

Masalahnya, situasi ekonomi pada saat ini masih penuh ketidakpastian. Hal ini lantas dapat menjadi senjata makan tuan jika rasio kredit bermasalah kembali meningkat seperti yang terjadi pada 2015 dan 2016.

Sebelumnya kajian dari Tim Riset CNBC Indonesia menunjukkan amunisi bank sentral dalam mendorong penyaluran kredit sudah sangat terbatas. Nampaknya, kebijakan BI dibawah asuhan Perry tak akan jauh berbeda dengan yang kita lihat saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular