Perang Dagang Mereda, Investor Borong Saham Barang Konsumsi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 March 2018 11:29
Akumulasi beli saham barang konsumsi tersebut mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,7% ke level 6.243,54 poin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor mengakumulasi saham-saham brang konsumsi pada perdagangan sesi I, merespons perang dagang yang mulai reda. Akumulasi beli saham barang konsumsi tersebut mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,7% ke level 6.243,54 poin.

Koreksi yang sudah terjadi pada sektor ini sepanjang tahun telah membuka ruang untuk akumulasi. Secara year-to-date (YTD) sampai dengan penutupan perdagangan kemarin (26/3/2018), sektor barang konsumsi telah anjlok hingga 9,61%, ketiga terbesar setelah sektor aneka industri (-10,88%) dan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi (-10,13%).

Saham-saham dari sektor barang konsumsi yang mencatatkan penguatan diantaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,07%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+4,58%), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (+2,21%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+0,58%), dan PT Multi Bintang Indonesia TBk/MLBI (+0,47%).

Sentimen positif bagi IHSG adalah hubungan antara AS dan China. Sebagai upaya untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan AS, China dikabarkan menawarkan untuk membeli lebih banyak semikonduktor dari AS dengan cara mengurangi pembelian dari beberapa negara seperti Korea Selatan dan Taiwan.

Memang, deifist perdagangan antara AS dan China merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh Trump, serta melandasi pengenaan bea masuk atas impor baja dan aluminium dari negeri panda tersebut. Etikat baik China itu lantas membuka kemungkinan bahwa China akan mendapat perlakuan yang sama dengan Korea Selatan, yaitu dikecualikan dari kebijakan bea masuk atas impor baja dan aluminium.

Sebelumnya, AS telah membebaskan Korea dari bea masuk baja dan aluminium dengan syarat produsen otomotif AS diperbolehkan mengirim 50.000 kendaraan yang memenuhi standar keamanan AS per produsen setiap tahunnya ke negeri gingseng. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya 25.000 kendaraan.

Tak sampai disitu, China dikabarkan tengah bekerja sama dengan AS dalam membuka akses yang lebih luas bagi AS terhadap korporasi-korporasi di China. Hal ini kemungkinan ditujukan untuk menjawab kebijakan pengenaan bea masuk atas produk impor berteknologi tinggi asal China senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 824 triliun.

Kebijakan itu sebelumnya diambil AS dengan maksud 'menghukum' China atas praktik perdagangannya yang disebut oleh pemerintahan Trump mencuri hak kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS.

Tak hanya bursa saham domestik, bursa saham regional juga merespon positif mencairnya hubungan AS dan China: indeks Nikkei naik 1,66%, indeks Shanghai naik 1,12%, indeks Hang Seng naik 0,91%, indeks Strait Times naik 0,53%, indeks Kospi naik 0,58%, indeks SET (Thailand) naik 0,25%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,28%.

Semakin terbukanya AS dan China dalam membicarakan kesepakatan dagang yang saling menguntungkan dapat menjadi akhir dari ketakutan atas perang dagang dalam skala global. Akibatnya, IHSG berpotensi melanjutkan rally yang sudah lama terhenti.

Jika memang itu yang terjadi nantinya, tentulah saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti barang konsumsi yang akan berkontribusi signifikan. Itulah mengapa investor mulai melakukan akumulasi beli pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular