IHSG Sesi I Terkoreksi 0,5%, Tekanan Jual Mulai Mereda

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 March 2018 13:15
Pelemahan IHSG sejalan dengan bursa saham regional yang juga diperdagangkan di zona merah
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual yang berlangsung di pasar saham domestik masih berlanjut hingga sesi 1, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,5% ke level 6,179,33 poin. Pelemahan IHSG sejalan dengan bursa saham regional yang juga diperdagangkan di zona merah.

Indeks Nikkei turun 0,09%, indeks Shanghai turun 1,51%, indeks Hang Seng turun 0,61%, indeks Strait Times turun 0,76%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,42%.

Sentimen eksternal masih dominan dalam mendikte pergerakan bursa saham regional, utamanya berasal dari hasil pertemuan The Federal Reserve (The Fed) yang mengecewakan serta ketakutan atas perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Kemudian, penangkapan mantan Presiden Katalunya Carles Puigdemont oleh Kepolisian Jerman serta testimoni dari bintang film dewasa Stephanie Clifford atau yang lebih dikenal dengan nama Stormy Daniels terkait dengan hubungan gelapnya dengan Presiden AS Donald Trump ikut menambah ketidakpastian.

Investor lagi-lagi melepas saham dengan kapitalisasi pasar jumbo sembari menunggu badai ketidakpastian berlalu. Beberapa saham yang menjadi pemberat langkah IHSG pada hari ini diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-2%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,91%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,24%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,93%), dan PT Bank Danamon Tbk/BDMN (-3,36%). Besarnya tekanan jual terhadap saham-saham bue chip juga ditunjukkan oleh koreksi indeks LQ45 (-0,66% ke level 1.010,79 poin) yang lebih dalam dari koreksi IHSG.

Aksi jual nampak dilakukan oleh investor asing: BBCA dilepas Rp 44,34 miliar, BMRI dilepas 34,45 miliar, TLKM dilepas Rp 65,8 miliar, UNVR dilepas Rp 7,26 miliar, dan BDMN dilepas Rp 13,1 miliar. Secara keseluruhan di seluruh pasar, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 140,61 miliar.

Mulai Mereda
Sisi positifnya, tekanan jual terhadap bursa saham regional, termasuk Indonesia, sudah tak separah yang terjadi pada hari Jumat lalu (23/3/2018). Selain koreksi yang sudah tidak terlalu dalam, terlihat bahwa instrumen-instrumen safe haven tak lagi menguat seperti sebelumnya: Yen terkoreksi 0,26% terhadap dolar AS, Swiss Franc relatif flat terhadap dolar AS, dan harga emas terkoreksi 0,26% ke level US$ 1.346,4/troy ounce. Hal ini dapat menjadi pertanda bahwa dalam waktu dekat, investor asing akan mulai kembali melirik aset-aset beresiko.

Dari sisi nilai tukar, rupiah sudah mampu menguat 0,07% di pasar spot ke level Rp 13.770/dolar AS, setelah terkoreksi cukup dalam menjelang akhir pekan kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular