
Artajasa Pembayaran Elektronis Hentikan Proses IPO
Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 March 2018 15:30

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Artajasa Pembayaran Elektronis memutuskan untuk menghentikan proses penawaran umum saham perdananya (initial public offering/IPO). Proses ini dihentikan pada 13 Maret lalu.
Direktur Utama Artajasa Bayu Hanantasena mengatakan proses IPO ini sudah dihentikan perusahaan saat masa penawaran umum yang dilakukan pada 1-14 Maret 208. "IPO proses kita setop. Kita setop bookbuilding satu hari sebelum tenggatnya karena Artajasa mendapatkan alternatif yang lebih baik," kata Bayu kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/3).
Meski demikian, dia menyebutkan bahwa saham perusahaan mengalami over subscribed saat book building sebanyak 3 kali dari target saham yang dilepas sebanyak 20% atau 437,50 juta saham ke publik.
Dia mengatakan bahwa anak usaha PT Indosat Tbk (ISAT) ini telah memperoleh alternatif pembiayaan yang lebih baik, namun dia tak menjelaskan lebih lanjut saat ditanya terkait hal tersebut.
Saat ditanya mengenai pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG), dia menyebutkan bahwa mundurnya perusahaan dari IPO ini tidak ada hubungannnya dengan hal tersebut. "Bukan, lebih karena alasan di atas (alternatif)," kata dia.
Perusahaan menyatakan sudah mengajukan proses pembatalan IPO kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) minggu ini.
Sebelumnya perusahaan menargetkan untuk memperoleh dana dikisaran Rp 371,87 miliar-Rp 546,88 miliar dengan harga penawaran Rp 850-Rp 1.250 per saham.
Perusahaan akan menggunakan 60% dana hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membeli peralatan dan perlengkapan informasi. Sisanya untuk modal kerja perusahaan.
(hps) Next Article Alasan di BaIik Batalnya IPO Artajasa
Direktur Utama Artajasa Bayu Hanantasena mengatakan proses IPO ini sudah dihentikan perusahaan saat masa penawaran umum yang dilakukan pada 1-14 Maret 208. "IPO proses kita setop. Kita setop bookbuilding satu hari sebelum tenggatnya karena Artajasa mendapatkan alternatif yang lebih baik," kata Bayu kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/3).
Meski demikian, dia menyebutkan bahwa saham perusahaan mengalami over subscribed saat book building sebanyak 3 kali dari target saham yang dilepas sebanyak 20% atau 437,50 juta saham ke publik.
Saat ditanya mengenai pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG), dia menyebutkan bahwa mundurnya perusahaan dari IPO ini tidak ada hubungannnya dengan hal tersebut. "Bukan, lebih karena alasan di atas (alternatif)," kata dia.
Perusahaan menyatakan sudah mengajukan proses pembatalan IPO kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) minggu ini.
Sebelumnya perusahaan menargetkan untuk memperoleh dana dikisaran Rp 371,87 miliar-Rp 546,88 miliar dengan harga penawaran Rp 850-Rp 1.250 per saham.
Perusahaan akan menggunakan 60% dana hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membeli peralatan dan perlengkapan informasi. Sisanya untuk modal kerja perusahaan.
(hps) Next Article Alasan di BaIik Batalnya IPO Artajasa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular