Bos Telkom Angkat Bicara Soal Saham yang Dilepas Asing
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 March 2018 12:56
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Alex J. Sinaga angkat bicara terkait aksi jual investor asing pada saham perseroan dalam sepekan terakhir.
Dalam seminggu terakhir TLKM menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing, senilai Rp 951,76 miliar. Kebijakan registrasi prabayar ditenggarai menjadi penyebab investor asing ramai-ramai melepas saham TLKM.
Lantas, bagaimana perseroan menanggapi hal tersebut? "Itu (yang menyebabkan investor melakukan aksi jual) faktor global. Kami tidak lihat (faktor) lainnya," kata Alex saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis (22/3/2018).
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (21/3/2018), aksi jual bersih investor asing terhadap saham TLKM tercatat senilai Rp 80,03 miliar. Namun pada akhir sesi I perdagangan hari ini, asing kembali masuk senilai Rp 29,85 miliar.
Adapun sentimen positif yang menyokong hal ini, menurut Alex, lantaran persepsi pelaku pasar yang sudah meyakini kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) hanya tiga kali pada tahun 2018.
"Jadi ini faktor global. Lebih baik tanya pakar yang lebih memahami," jelasnya.
(hps) Next Article Baru Luncurkan Satelit, Saham Telkom Malah Dilepas Asing
Dalam seminggu terakhir TLKM menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing, senilai Rp 951,76 miliar. Kebijakan registrasi prabayar ditenggarai menjadi penyebab investor asing ramai-ramai melepas saham TLKM.
Lantas, bagaimana perseroan menanggapi hal tersebut? "Itu (yang menyebabkan investor melakukan aksi jual) faktor global. Kami tidak lihat (faktor) lainnya," kata Alex saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis (22/3/2018).
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (21/3/2018), aksi jual bersih investor asing terhadap saham TLKM tercatat senilai Rp 80,03 miliar. Namun pada akhir sesi I perdagangan hari ini, asing kembali masuk senilai Rp 29,85 miliar.
Adapun sentimen positif yang menyokong hal ini, menurut Alex, lantaran persepsi pelaku pasar yang sudah meyakini kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) hanya tiga kali pada tahun 2018.
"Jadi ini faktor global. Lebih baik tanya pakar yang lebih memahami," jelasnya.
(hps) Next Article Baru Luncurkan Satelit, Saham Telkom Malah Dilepas Asing
Most Popular