Bursa Saham Eropa Cenderung Stagnan, Setelah Asia Terkoreksi

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
21 March 2018 18:25
Dimana indeks FTSE 100 di bursa saham London dibuka stagnan ke level 7.061,98 poin.
Foto: REUTERS/Staff/Remote
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa dibuka stabil dan juga positif pada perdagangan Rabu, waktu Eropa. Dimana indeks FTSE 100 di bursa saham London dibuka stagnan ke level 7.061,98 poin.

Sementara itu, bursa saham Jerman, DAX 30 Frankfurt dibuka menguat 0,2% ke level 12.336,76 poin. Sedangkan bursa Paris, CAC 40 juga cenderung stagnan ke level 5.252,78 poin dibandingkan dengan penutupan perdagangan di hari sebelumnya.

Pada perdagangan sebelumnya mayoritas bursa Asia ditutup terkoreksi pada penutupan perdagangan hari ini. Bursa saham Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup melemah 0,4% ke level 31.414,52 poin. Sedangkan bursa saham Jepang ditutup hari ini bersamaan dengan hari libur nasional.

Bursa Shanghai, SSE Composite Index juga ditutup melemah 0,29% ke level 3.280,95 poin, sedangkan indeks Kospi ditutup terkoreksi 0,02% ke level 2.484,97 poin. Indeks Singapura, STI juga melemah 0,06% ke level 3.511,13 poin.

Bursa saham Eropa yang cenderung stagnan, dipengarugi tercapainya kesepakatan dengan Uni Eropa (UE) terkait keluarnya Inggris (Brexit). Inggris tetap akan menjadi anggota UE tanpa hak suara (non-voting member) sampai akhir 2020. Kemudian disepakati pula bahwa Irlandia Utara akan tetap menjadi wilayah pabean UE. 

Mulusnya kesepakatan ini membuat pelaku pasar yakin bahwa Brexit tidak akan membawa dampak positif bagi perekonomian. Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 1,7% pada 2018 (naik dari perkiraan sebelumnya yaitu 1,5%) masih sangat relevan. 

Dengan perkembangan tersebut, pasar pun semakin yakin bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) akan mulai menerapkan kebijakan moneter ketat. BoE dijadwalkan akan melakukan pertemuan untuk menentukan suku bunga acuan pada 22 Maret waktu setempat.

Selain itu, terkoreksinya mayoritas bursa saham Asia masih didukung oleh  kekhawatiran dengan pertemuan Bank Sentral Amerika atau The Fed yang sempat mengakibatkan bursa Eropa kompak terkoreksi.

Investor juga dipastikan akan terus mengamati perkembangan harga minyak dunia. Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah bertemu untuk membahas pemberian sanksi kepada Iran terkait proyek nuklir.

Perkembangan tersebut bisa meningkatkan tensi di Timur Tengah serta mempengaruhi harga minyak dunia.
(hps) Next Article Ada Isu Resesi & Nego Dagang AS-China, Bursa Eropa Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular