
Harga Minyak Dorong Penguatan Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 March 2018 06:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari Selasa (20/3/2018) akibat kenaikan harga minyak yang mendorong saham-saham sektor energi. Namun, pelemahan saham Facebook membatasi reli Wall Street.
Dow Jones Industrial Average menguat 116,36 poin atau 0,47% ke 24.727,27, S&P 500 bertambah 4,02 poin atau 0,15% menjadi 2.716,94, dan Nasdaq Composite naik 20,06 poin atau 0,27% ke 7.364,3.
Harga minyak dunia melonjak lebih dari 2% dan menyentuh level tertinggi dalam tiga minggu terakhir akibat naiknya suhu politik di Timur Tengah dan kemungkinan terus turunnya produksi minyak mentah Venezuela, dilansir dari Reuters.
Harga minyak Brent naik US$1,37 (Rp 18.495) atau 2,07% menjadi US$67,42 per barel sementara West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,34 atau 2,2% menjadi US$63,4 per barel.
Kenaikan harga komoditas emas hitam tersebut mendorong penguatan sektor energi indeks S&P 500 hingga 0,84% dan menjadikannya sektor dengan kinerja terbaik hari itu.
Sementara itu, saham Facebook melemah 2,6%. Perusahaan media sosial itu mengatakan pada hari Selasa bahwa Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (AS) mempertanyakan bagaimana data personal para penggunanya bisa dikumpulkan oleh sebuah perusahaan konsultan politik yang disewa untuk kampanye pemilihan presiden (pilpres) Donald Trump.
Saham raksasa teknologi tersebut telah anjlok sekitar 9% dalam dua hari terakhir, penurunan dua hari terbesarnya sejak Februari 2016, dan membebani hampir seluruh bursa dunia.
Para legislator di AS dan Eropa telah meminta penjelasan dari perusahaan mengenai bagaimana perusahaan konsultan itu, Cambridge Analytica, mendapat akses data tersebut dan mengapa Facebook gagal menginformasikan para penggunanya. Hal itu memunculkan berbagai pertanyaan mengenai privasi pengguna dan apakah peraturan yang lebih ketat dibutuhkan.
Facebook bukanlah satu-satunya saham media sosial yang terseret jatuh pada hari Selasa.
Saham Snap Inc juga terkoreksi 2,56% sementara Twitter anjlok 10,38%.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average menguat 116,36 poin atau 0,47% ke 24.727,27, S&P 500 bertambah 4,02 poin atau 0,15% menjadi 2.716,94, dan Nasdaq Composite naik 20,06 poin atau 0,27% ke 7.364,3.
Harga minyak dunia melonjak lebih dari 2% dan menyentuh level tertinggi dalam tiga minggu terakhir akibat naiknya suhu politik di Timur Tengah dan kemungkinan terus turunnya produksi minyak mentah Venezuela, dilansir dari Reuters.
Kenaikan harga komoditas emas hitam tersebut mendorong penguatan sektor energi indeks S&P 500 hingga 0,84% dan menjadikannya sektor dengan kinerja terbaik hari itu.
Sementara itu, saham Facebook melemah 2,6%. Perusahaan media sosial itu mengatakan pada hari Selasa bahwa Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (AS) mempertanyakan bagaimana data personal para penggunanya bisa dikumpulkan oleh sebuah perusahaan konsultan politik yang disewa untuk kampanye pemilihan presiden (pilpres) Donald Trump.
Saham raksasa teknologi tersebut telah anjlok sekitar 9% dalam dua hari terakhir, penurunan dua hari terbesarnya sejak Februari 2016, dan membebani hampir seluruh bursa dunia.
Para legislator di AS dan Eropa telah meminta penjelasan dari perusahaan mengenai bagaimana perusahaan konsultan itu, Cambridge Analytica, mendapat akses data tersebut dan mengapa Facebook gagal menginformasikan para penggunanya. Hal itu memunculkan berbagai pertanyaan mengenai privasi pengguna dan apakah peraturan yang lebih ketat dibutuhkan.
Facebook bukanlah satu-satunya saham media sosial yang terseret jatuh pada hari Selasa.
Saham Snap Inc juga terkoreksi 2,56% sementara Twitter anjlok 10,38%.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular