Kecelakaan Proyek Rusunawa Perpanjang Daftar Hitam WSKT
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
19 March 2018 07:53
Jakarta, CNBC Indonesia - Kecelakaan di proyek rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Pasar Rumput, Setia Budi, Jakarta Selatan hari Minggu (18/3/2018), menambah daftar hitam proyek-proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Kecelakaan yang menewaskan satu orang warga tersebut terjadi dalam kurun waktu sebulan sejak kecelakaan proyek sebelumnya. Bekisting pierhead proyek tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) roboh dan menimpa tujuh pekerja proyek pada Selasa (20/2/2018).
Selain itu, lima kecelakaan proyek milik Waskita Karya pun masuk dalam catatan perseroan sejak Agustus 2017 silam. Sejak periode tersebut, setidaknya sudah ada tujuh kecelakaan yang terjadi di berbagai proyek milik Waskita Karya.
Setiap kecelakaan itu diikuti oleh pelemahan harga saham perseroan yang cukup signifikan.
Terakhir, satu hari pasca-robohnya pierhead tol Becakayu, harga saham Waskita Karya, yang diperdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode WSKT, dibuka terkoreksi 2,95% ke level Rp 2.960 per saham.
Harga saham rekan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, juga selalu anjlok bertepatan dengan insiden kecelakaan proyek yang terjadi. Pelemahan paling tinggi juga tercatat pasca-jatuhnya girder proyek jalan tol Paspro (Pasuruan-Probolinggo) yang membuat harga saham perseroan anjlok 2,27%.
Namun, kecelakaan yang sering terjadi tidak membuat kinerja perseroan memburuk. Sepanjang 2017, Waskita berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,20 triliun. Jumlah tersebut naik signifikan sebesar 131,72% dibandingkan pada 2016 sebesar Rp 1,813 triliun.
Aset perseroan juga tercatat meningkat sepanjang 2017, yaitu naik 59,35% menjadi Rp 97,89 triliun dibandingkan periode yang sama di 2016 sebesar Rp 61,43 triliun
(prm) Next Article Pasca-Kecelakaan, Waskita Setop Proyek Rusun Pasar Rumput
Kecelakaan yang menewaskan satu orang warga tersebut terjadi dalam kurun waktu sebulan sejak kecelakaan proyek sebelumnya. Bekisting pierhead proyek tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) roboh dan menimpa tujuh pekerja proyek pada Selasa (20/2/2018).
Selain itu, lima kecelakaan proyek milik Waskita Karya pun masuk dalam catatan perseroan sejak Agustus 2017 silam. Sejak periode tersebut, setidaknya sudah ada tujuh kecelakaan yang terjadi di berbagai proyek milik Waskita Karya.
Terakhir, satu hari pasca-robohnya pierhead tol Becakayu, harga saham Waskita Karya, yang diperdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode WSKT, dibuka terkoreksi 2,95% ke level Rp 2.960 per saham.
Harga saham rekan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, juga selalu anjlok bertepatan dengan insiden kecelakaan proyek yang terjadi. Pelemahan paling tinggi juga tercatat pasca-jatuhnya girder proyek jalan tol Paspro (Pasuruan-Probolinggo) yang membuat harga saham perseroan anjlok 2,27%.
Namun, kecelakaan yang sering terjadi tidak membuat kinerja perseroan memburuk. Sepanjang 2017, Waskita berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,20 triliun. Jumlah tersebut naik signifikan sebesar 131,72% dibandingkan pada 2016 sebesar Rp 1,813 triliun.
Aset perseroan juga tercatat meningkat sepanjang 2017, yaitu naik 59,35% menjadi Rp 97,89 triliun dibandingkan periode yang sama di 2016 sebesar Rp 61,43 triliun
(prm) Next Article Pasca-Kecelakaan, Waskita Setop Proyek Rusun Pasar Rumput
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular