Terkoreksi Lagi, Imbal Hasil IHSG Sudah Minus 0,53%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 March 2018 17:14
Aksi ambil untung
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Selain TLKM, saham-saham emiten pertambangan juga turut berkontribusi bagi pelemahan IHSG (indeks saham sektor pertambangan turun 1,37%). Saham-saham emiten tambang batu bara yang sempat menguat cukup signifikan pada sesi 1 justru ditutup terkoreksi: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,11%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 0,97%, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 1,52%.

Seperti yang CNBC Indonesia beritakan sebelumnya, penguatan saham-saham emiten batu bara memang perlu diwaspadai. Pasalnya, saat ini lebih banyak sentimen negatif yang mewarnai sektor tersebut. Dari sisi harga, pada perdagangan kemarin (14/3/2018) harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman bulan ini tercatat turun 0,3% ke level US$ 97,7/ton. Jika ditarik dari titik tertingginya tahun ini pada level US$ 109/ton yang disentuh akhir Januari silam, harga batu bara sudah terkoreksi sebesar 10,37%.

Kemudian, sepanjang tahun ini indeks saham sektor pertambangan telah membaik signifikan, salah satunya dipicu oleh kenaikan harga saham emiten batu bara. Secara YTD sampai dengan penutupan perdagangan kemarin, imbal hasil indeks saham sektor pertambangan telah mencapai 15,96%, tertinggi dibandingkan sembilan sektor lainnya. 

Akibatnya, aksi ambil untung menjadi rawan dilakukan kapan saja, seperti yang dibuktikan pada hari ini. Investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 635,17 miliar, melebihi jual bersih kemarin yang senilai Rp 597,01 miliar.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp289,9 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 153,01 miliar), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 75,86 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 41,52 miliar), dan PT Nusantara Infrastructure Tbk/META (Rp 38,5 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA (roy/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular