IHSG Terperosok, Return Dari Awal Tahun Tinggal 0,4%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 March 2018 16:58
Delapan sektor saham berakhir di zona merah, dipimpin oleh sektor pertambangan yang anjlok hingga 2,01%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,47% pada perdagangan hari ini ke level 6.382,62 poin, sehingga year to date kenaikah IHSG tinggal 0,42%. Delapan sektor saham berakhir di zona merah, dipimpin oleh sektor pertambangan yang anjlok hingga 2,01%.

Transaksi berlangsung relatif sepi yaitu senilai Rp 7,5 triliun dengan volume transaksi sebanyak 12,26 miliar. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 381.044 kali. Sebanyak 147 saham mencatatkan kenaikan harga, 220 saham melemah, sementara 205 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.

Pelemahan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham regional yang juga ditutup terkoreksi: indeks Nikkei melemah 0,87%, indeks Shanghai melemah 0,57%, indeks Hang Seng melemah 0,53%, indeks Strait Times melemah 0,4%, indeks Kospi melemah 0,34%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI melemah 0,37%.

Sentimen utama yang mempengaruhi bursa saham regional datang dari ketakutan atas perang dagang, pasca Donald Trump dilaporkan akan mengenakan bea masuk baru yang menyasar senilai US$ 60 miliar barang-barang impor dari China.

Barang-barang yang akan dikenakan bea masuk tersebut adalah yang terkait dengan sektor teknologi dan telekomunikasi, walaupun tidak terbatas pada dua sektor itu saja. Mengutip Reuters, seorang sumber mengungkapkan bahwa kebijakan ini dapat diumumkan dalam jangka waktu dekat.

Langkah ini diambil guna 'menghukum' pemerintahan China atas pencuriaan kekayaan intelektual yang dimiliki korporasi AS. Tak sampai disitu, pemerintahan Trump juga dikabarkan berniat membatasi investasi oleh perusahaan-perusahaan asal China di AS.

Dari sisi politik, arah kebijakan luar negeri pemerintahan AS menjadi tak pasti pasca Trump memecat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan menggantikannya dengan Mike Pompeo, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Badan Intelejen Pusat (CIA). Perlu diingat, pergantian Menteri Luar Negeri ini terjadi kala Trump dijadwalkan bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dalam waktu dekat.

Dari dalam negeri, koreksi indeks saham sektor pertambangan didorong oleh anjloknya harga saham-saham emiten batu bara. Keputusan pemerintah yang membatalkan sifat surut atas kontrak baru antara pengusaha dan PLN tak berhasil mendorong harga saham-saham emiten batu bara naik.

Di pasar internasional, harga batu bara masih belum mampu menguat. Pada perdagangan kemarin (13/3/18), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman bulan ini tercatat flat di level US$ 98/ton. Jika dibandingkan dari titik tertingginya tahun ini pada level US$ 109/ton yang disentuh akhir Januari silam, harga batu bara sudah terkoreksi sebesar 10,09%.

Kemudian, harga minyak juga belum mampu berbicara banyak. Sampai dengan penutupan perdagangan IHSG, harga minyak mentah jenis WTI hanya naik tipis sebesar 0,53% ke level US$ 61,03/barel, sementara brent naik 0,4% ke level US$ 64,9/barel.

Pelaku pasar nampak menantikan rilis data perubahan cadangan minyak AS untuk minggu yang berakhir pada 9 Maret. Jika hasilnya lebih tinggi dari ekspektasi, harga minyak akan kembali tertekan.

Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG diantaranya: PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 4,26%, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,62%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 4,61%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 0,73%, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,89%.

Dari sisi nilai tukar, rupiah kembali menguat terhadap dolar AS yakni sebesar 0,08% ke level Rp 13.735. Namun, lagi-lagi hal ini belum mampu menarik aliran modal asing ke dalam negeri: investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 597,26 miliar di seluruh pasar.

PT Surya Citra Media Tbk/SCMA (Rp 102,94 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 64,08 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 63,24 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 58,21 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 57,69 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps/hps) Next Article IHSG Ditutup Menguat 0,84% Ditopang Saham Tambang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular