
BEI: Nilai Pasar Emiten Batu Bara Hilang Rp 11,7 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 March 2018 21:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan intervensi pasar paska ditetapkannya pembatasan harga batu bara.
"Ini menyebabkan sektor saham batu bara sudah kehilangan kapitalisasi pasarnya hingga Rp 11,7 triliun dalam kurun waktu tiga hari hingga hari ini," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio di gedung bursa, Kamis (8/3/2018).
Dia mengatakan aturan yang dikeluarkan paska harga batu bara melambung dan harga listrik tak akan mengalami kenaikan tersebut membuat pelaku pasar secara besar-besaran meninggalkan sektor pertambangan, khususnya batu bara. Hal ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah telah menimbulkan ketidakpastian dan intervensi kepada pasar.
"Ada dua hal, menimbulkan uncertainty, yang kedua adalah memberikan impresi secara implisit adanya intervensi ke pasar. Orang kalau jauh dari Indonesia buat invest butuh terbang 24 jam yang paling ga suka adalah adanya uncertainty sesuatu yang mendadak," kata Tito.
Menurut dia, seharusnya dalam mengeluarkan aturan pemerintah harus melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan perusahaan, terutama yang menjadi emiten di pasar modal sehingga emiten tersebut bsia mngkomunikasikan juga dengan investornya. Dengan demikian tak akan menimbulkan kekhawatiran pasar dan membuat sektor yang bersangkutan terseret koreksi yang lumayan dalam.
Selain itu, menurut dia aturan yang dikeluarkan mendadak ini akan berdampak pada proyeksi keuangan perusahaan sepanjang tahun ini. Sementara, kinerja setiap emiten di tahun lalu sudah sangat baik, namun karena intervensi pemerintah membuat sketor lain juga ikut terseret.
"Saya menyarankan saya setuju pake cap saja, yang kedua tolong beri kesempatan perusahaan untuk dia menyesuaikan diri dan berbicara kepada investor, jangan mendadak. Yang ketiga tolong buang impresi bahwa seorang menteri bisa melakukan intervensi ke pasar," imbuh dia.
(gus/gus) Next Article Adaro: Regulasi Batu Bara Berdampak Pada Kontribusi ke Negara
"Ini menyebabkan sektor saham batu bara sudah kehilangan kapitalisasi pasarnya hingga Rp 11,7 triliun dalam kurun waktu tiga hari hingga hari ini," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio di gedung bursa, Kamis (8/3/2018).
"Ada dua hal, menimbulkan uncertainty, yang kedua adalah memberikan impresi secara implisit adanya intervensi ke pasar. Orang kalau jauh dari Indonesia buat invest butuh terbang 24 jam yang paling ga suka adalah adanya uncertainty sesuatu yang mendadak," kata Tito.
Menurut dia, seharusnya dalam mengeluarkan aturan pemerintah harus melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan perusahaan, terutama yang menjadi emiten di pasar modal sehingga emiten tersebut bsia mngkomunikasikan juga dengan investornya. Dengan demikian tak akan menimbulkan kekhawatiran pasar dan membuat sektor yang bersangkutan terseret koreksi yang lumayan dalam.
Selain itu, menurut dia aturan yang dikeluarkan mendadak ini akan berdampak pada proyeksi keuangan perusahaan sepanjang tahun ini. Sementara, kinerja setiap emiten di tahun lalu sudah sangat baik, namun karena intervensi pemerintah membuat sketor lain juga ikut terseret.
"Saya menyarankan saya setuju pake cap saja, yang kedua tolong beri kesempatan perusahaan untuk dia menyesuaikan diri dan berbicara kepada investor, jangan mendadak. Yang ketiga tolong buang impresi bahwa seorang menteri bisa melakukan intervensi ke pasar," imbuh dia.
(gus/gus) Next Article Adaro: Regulasi Batu Bara Berdampak Pada Kontribusi ke Negara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular