
Batasi Valas, Gejolak Nilai Tukar Rupiah Tak Pengaruhi BCA
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
08 March 2018 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk mengaku tidak terlalu terdampak atas adanya gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pasalnya, perseroan selalu menjaga posisi pada 'square' atau flat.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pihaknya agak membatasi penyaluran pinjaman valas ataupun mata uang non rupiah. "Risk kami tidak terlalu besar karena kami menjaga square position," kata dia saat ditemui wartawan di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Dari sisi penerimaan funding (pendanaan) valas, pihaknya menurut dia juga sangat selektif. "Kalau misalkan kami mau kasih dolar, kami memastikan korporasi tersebut juga bisa men-generate pendapatan dari dolar, sejauh ini kami belum melihat ada sesuatu yang berbahaya," ucap dia.
Pergerakan nilai tukar rupiah saat ini, menurut jahja memang cukup fluktuatif. "BI juga menganjurkan agar korporasi selalu melakukan hedging apabila mereka meminjam dalam mata uang dolar," ujar dia.
Namun Jahja tidak mengetahui secara persis apa yang menyebabkan pergerakan nilai tukar yang fluktuatif tersebut. Kendati dia melihat ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak empat kali yang menyebabkan rupiah harus menyesuaikan diri.
"Kita hidup di globalisasi, ketika ada kenaikan nilai tukar di luar, yang terdampak adalah minat investor baik dalam capital market, obligasi, fixed income dan real investment," jelas dia.
(roy/roy) Next Article Bank Mulai Tawarkan Restrukturisasi Kredit, Ini Syaratnya
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pihaknya agak membatasi penyaluran pinjaman valas ataupun mata uang non rupiah. "Risk kami tidak terlalu besar karena kami menjaga square position," kata dia saat ditemui wartawan di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Dari sisi penerimaan funding (pendanaan) valas, pihaknya menurut dia juga sangat selektif. "Kalau misalkan kami mau kasih dolar, kami memastikan korporasi tersebut juga bisa men-generate pendapatan dari dolar, sejauh ini kami belum melihat ada sesuatu yang berbahaya," ucap dia.
Pergerakan nilai tukar rupiah saat ini, menurut jahja memang cukup fluktuatif. "BI juga menganjurkan agar korporasi selalu melakukan hedging apabila mereka meminjam dalam mata uang dolar," ujar dia.
"Kita hidup di globalisasi, ketika ada kenaikan nilai tukar di luar, yang terdampak adalah minat investor baik dalam capital market, obligasi, fixed income dan real investment," jelas dia.
(roy/roy) Next Article Bank Mulai Tawarkan Restrukturisasi Kredit, Ini Syaratnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular