
Antam Targetkan Penjualan Emas Naik 81% di 2018
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
08 March 2018 17:27

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Antam Tbk menargetkan pertumbuhan produksi dan penjualan perusahaan atas feronikel, emas, bijih nikel, dan bijih bauksit di tahun 2018.
Peningkatan itu di antaranya 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 19% dibanding capaian produksi tahun lalu, yaitu 21.762 TNi. Hal itu sejalan dengan peningkatan utilisasi operasi pabrik Feronikel Pomalaa secara bertahap hingga mencapai kapasitas terpasang sebesar 27.000 TNi.
Untuk komoditas emas, Antam menargetkan produksi sebesar 2.201 kg dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung. Sementara untuk penjualan, Antam menargetkan bisa mencapai 24.000 kg, "Naik sekitar 81% dibanding capaian penjualan emas (unaudited) tahun 2017 sebesar 13.202 kg," kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo dalam keterangan resminya, Kamis (8/3/2018).
Lonjakan tajam itu seiring dengan ekspektasi peningkatan jangkauan pemasaran produk logam mulia perusahaan, baik di dalam dan luar negeri. Dengan target itu, perusahaan juga fokus untuk menjaga level biaya tunai produksi agar tetap rendah. "Kami berkomitmen untuk terus memberikan imbal hasil yang baik bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan," ujar Arie.
Seiring dengan perolehan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9 juta wet metric ton (wmt) dan bijih bauksit tercuci sebesar 850.000 wmt dari pemerintah, Antam juga akan mengembangkan hilirisasi mineral di dalam negeri. Itu dilakukan untuk mendukung peningkatan target produksi feronikel, yaitu bijih nikel sebesar 11,25 juta wmt.
"Sedangkan total penjualan bijih nikel tahun 2018 ditargetkan sebesar 9,30 juta wmt yang ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor. Target penjualan bijih nikel 2018 tumbuh 228% dibandingkan volume penjualan bijih nikel unaudited tahun 2017 sebesar 2,83 juta wmt," terang Arie.
Adapun untuk volume produksi dan penjualan bijih bauksit tahun 2018 masing-masing ditargetkan 1,60 juta wmt, untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor.
(gus/gus) Next Article Antam Teken Perjanjian Jual Beli 2400 Kg Emas dengan Jepang
Peningkatan itu di antaranya 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 19% dibanding capaian produksi tahun lalu, yaitu 21.762 TNi. Hal itu sejalan dengan peningkatan utilisasi operasi pabrik Feronikel Pomalaa secara bertahap hingga mencapai kapasitas terpasang sebesar 27.000 TNi.
Lonjakan tajam itu seiring dengan ekspektasi peningkatan jangkauan pemasaran produk logam mulia perusahaan, baik di dalam dan luar negeri. Dengan target itu, perusahaan juga fokus untuk menjaga level biaya tunai produksi agar tetap rendah. "Kami berkomitmen untuk terus memberikan imbal hasil yang baik bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan," ujar Arie.
Seiring dengan perolehan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9 juta wet metric ton (wmt) dan bijih bauksit tercuci sebesar 850.000 wmt dari pemerintah, Antam juga akan mengembangkan hilirisasi mineral di dalam negeri. Itu dilakukan untuk mendukung peningkatan target produksi feronikel, yaitu bijih nikel sebesar 11,25 juta wmt.
"Sedangkan total penjualan bijih nikel tahun 2018 ditargetkan sebesar 9,30 juta wmt yang ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor. Target penjualan bijih nikel 2018 tumbuh 228% dibandingkan volume penjualan bijih nikel unaudited tahun 2017 sebesar 2,83 juta wmt," terang Arie.
Adapun untuk volume produksi dan penjualan bijih bauksit tahun 2018 masing-masing ditargetkan 1,60 juta wmt, untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor.
(gus/gus) Next Article Antam Teken Perjanjian Jual Beli 2400 Kg Emas dengan Jepang
Most Popular