
BI: Tidak Ada Alasan bagi Rupiah Kembali Melemah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 March 2018 12:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan tidak ada lagi alasan bagi nilai tukar rupiah untuk melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jika melihat beberapa indikator perekonomian domestik.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan ada beberapa alasan yang mendasari hal itu, mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini yang lebih baik, serta laju inflasi yang relatif terjaga.
"Fundamental ekonomi domestik sangat baik, ini jadi faktor untuk menguatkan rupiah. Tidak ada alasan untuk rupiah melemah jika melihat faktor domestik," kata Dody melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (4/3/2018).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dibuka menguat terbatas pada Jumat (2/3/2018), setelah beberapa hari terakhir terdepresiasi, bahkan hampir menembus level Rp 13.800/US$.
Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, Jumat (2/3/2018) dolar AS tercatat berada di level Rp 13.746/US$. Pada hari sebelumya, Kamis (1/2/2018) dolar AS tercatat berada di level Rp 13.793/US$.
Menurut Dody, penguatan greenback dalam beberapa hari terakhir lebih karena dinamika yang terjadi di AS. Apalagi, rupiah bukan menjadi satu-satunya mata uang yang tercatat mengalami depresiasi.
Oleh karenanya, BI optimistis rupiah akan kembali ke level fundamentalnya meskipun masih ada potensi tekanan eksternal jelang rapat dewan gubernur bank sentral AS, Federal Reserve, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), pada Maret mendatang.
(prm) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan ada beberapa alasan yang mendasari hal itu, mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini yang lebih baik, serta laju inflasi yang relatif terjaga.
"Fundamental ekonomi domestik sangat baik, ini jadi faktor untuk menguatkan rupiah. Tidak ada alasan untuk rupiah melemah jika melihat faktor domestik," kata Dody melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (4/3/2018).
Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, Jumat (2/3/2018) dolar AS tercatat berada di level Rp 13.746/US$. Pada hari sebelumya, Kamis (1/2/2018) dolar AS tercatat berada di level Rp 13.793/US$.
Menurut Dody, penguatan greenback dalam beberapa hari terakhir lebih karena dinamika yang terjadi di AS. Apalagi, rupiah bukan menjadi satu-satunya mata uang yang tercatat mengalami depresiasi.
Oleh karenanya, BI optimistis rupiah akan kembali ke level fundamentalnya meskipun masih ada potensi tekanan eksternal jelang rapat dewan gubernur bank sentral AS, Federal Reserve, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), pada Maret mendatang.
(prm) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular