Ulasan Kinerja Bank Mandiri

Jalan Menuju Pemulihan Kian Terbuka

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 March 2018 19:26
Memangkas Kredit Bermasalah
Grafis: Aristya Rahadian Krisabella
Problem yang menjerat Bank Mandiri dalam membukukan NIM tinggi terletak pada kolektibilitas kreditnya. Dalam dua tahun terakhir, perseroan memang tengah menghadapi persoalan NPL. Pertumbuhan ekonomi 2017 yang hanya berkisar 5,07% terbukti tidak cukup membantu para pengusaha debitor Bank Mandiri untuk mencatatkan kinerja keuangan positif, sehingga mereka cenderung kesulitan membayarkan kewajibannya kepada bank pelat merah tersebut.

Persoalan kolektibilitas kewajiban debitor Bank Mandiri ini terjadi bahkan ketika Bank Indonesia (BI) pada periode yang sama berusaha membantu sektor riil dengan menurunkan suku bunga acuannya, yakni BI 7-days repurchase rate (BI repo rate) dari 4,75% (2016) menjadi 4,25%. Penurunan ini secara teoritis berujung pada penurunan bunga kredit yang dipikul para debitor bank di lapangan. Namun ini tidak terjadi pada tahun lalu.

Berbeda dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang mayoritas debitornya adalah pengusaha kecil dan menengah, Bank Mandiri fokus menggarap segmen korporasi. Ini terlihat dari komposisi terbesar kreditnya dalam 4 tahun terakhir yang terfokus pada tiga sektor, yakni sektor industri, sektor ‘lainnya’, dan sektor ‘perdagangan, restoran dan hotel’. 
Jalan Menuju Pemulihan Kian TerbukaSumber: Laporan Keuangan 2017
Secara bersamaan, perusahaan yang bergerak di sektor-sektor tersebut menunjukkan persoalan dalam pemenuhan kewajiban, terlihat dari tingginya angka kredit bermasalah dari sektor-sektor utama di mana kredit Bank Mandiri terkucur dua tahun terakhir. Sektor industri melaporkan NPL senilai Rp 8,13 triliun, naik dari posisi 2016 sebesar Rp 8,07 triliun.

Di sisi lain, sektor perdagangan, hotel, dan restoran membukukan NPL senilai Rp 8,48 triliun, atau tidak berubah dari posisi 2016.
Jika ditotal, nilai NPL Bank Mandiri turun sebesar 4,09% pada 2017, menjadi Rp 25,05 triliun. Rasio NPL (terhadap total kreditnya) pun dapat ditekan menjadi 3,46%, dari sebelumnya 3,96%. Penurunan ini menekan secara drastis nilai pencadangan perseroan yang disisihkan dari laba bersihnya.

Tidak heran, Bank Mandiri masih bisa membukukan lompatan laba bersih sebesar 46% di tengah situasi menantang tahun lalu.

Jalan Menuju Pemulihan Kian TerbukaSumber: Laporan Keuangan 2017
(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular