Awal Maret IHSG Menguat, Saat Bursa Asia Utama Terkoreksi

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 March 2018 09:09
Pada hari pertama Maret ini, pasar saham domestik hari ini tidak sejalan dengan pembukaan perdagangan saham di bursa-bursa utama Asia.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini menguat 0,05% ke level 6.600,57 poin. Pada hari pertama Maret ini, pasar saham domestik hari ini tidak sejalan dengan pembukaan perdagangan saham di bursa-bursa utama Asia.

Penguatan IHSG ditopang saham-saham perbankan, infrastruktur dan aneka industri. Dimana saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 1,51%, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 1% dan saham PT Astra International Tbk (ASII) naik 0,62%.

Sementara itu bursa saham Asia pada perdagangan pagi ini, mayoritas masih terkoreksi. Indeks Nikkei 225 turun 1,57%, indeks Hang Seng turun 0,45%, indeks Shanghai menguat 0,15% dan indeks Strait Times naik 0,59%.

Pada dini hari tadi, kejatuhan Wall Street masih berlanjut dengan koreksi di tiga indeks saham. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 1,5%, S&P 500 turun 1,11%, dan Nasdaq berkurang 0,78%.
 
Selama Februari, DJIA melemah 4,3%. Lalu S&P 500 dalam periode yang sama turun 3,9% dan Nasdaq terkoreksi 1,87%. Bagi DJIA dan S&P 500, ini merupakan koreksi bulanan terdalam sejak Januari 2016. Sementara untuk Nasdaq, koreksi bulanan kali ini menjadi yang terparah sejak Oktober 2016.

Dampak pidato Powell sehari sebelumnya masih terasa di Wall Street. Investor masih khawatir terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari perkiraan.

Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang dunia masih terus berlanjut. Ini membuat harga minyak pun terkoreksi cukup dalam. Bahkan harga minyak jenis light sweet turun lebih dari 2%.
 
Selain apresiasi greenback, harga minyak juga terdampak sentimen produksi minyak AS yang naik ke 10,06 juta barel/hari pada November 2017, meski kemudian turun menjadi 9,95 juta barel/hari pada bulan berikutnya. Produksi minyak AS pada November tersebut merupakan rekor tertinggi mematahkan catatan sebelumnya yaitu 10,04 juta barel/hari yang terjadi pada November 1970.
 
Stok minyak AS juga cukup tinggi sehingga menahan kenaikan harga si emas hitam. Pada pekan ketiga Februari, cadangan minyak AS tercatat 3 juta barel, lebih tinggi dibandingkan estimasi pasar yaitu 2,1 juta barel.
 
Perkembangan harga minyak juga bisa menjadi pemberat laju IHSG. Penurunan harga minyak akan sangat mempengaruhi kinerja emiten migas dan pertambangan, yang beberapa waktu terakhir menjadi pendorong IHSG.
 
Saham-saham emiten yang sensitif terhadap suku bunga seperti sektor keuangan atau barang konsumsi juga patut dicermati. Hawa tren kenaikan suku bunga global sudah begitu terasa, dan bukan tidak mungkin akan terjadi pula di Indonesia.
 
Kemudian jangan dilupakan masih ada risiko ambil untung alias profit taking di bursa saham domestik. Sejak awal 2018, IHSG masih mencatatkan penguatan 3,8%.
 
Sementara faktor yang bisa menolong IHSG untuk kembali ke jalur hijau adalah rilis data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Februari 2018 hari ini, di mana konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi secara bulanan (month to month/MtM) sebesar 0,2%. Sementara inflasi tahunan (year on year/YoY) diperkirakan 3,23% dan inflasi inti YoY diramalkan 2,59%. 


Bila ini terjadi, maka inflasi Februari akan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Januari 2017, inflasi MtM adalah 0,62%, YoY 3,25, dan inflasi inti YoY 2,69%.
 
Ini akan menjadi kabar baik bagi pelaku pasar karena inflasi yang terjaga berarti konsumsi dan daya beli masyarakat pun bisa pulih. Emiten-emiten yang akan menerima berkah adalah barang konsumsi, keuangan, sampai manufaktur.
 
Kedua adalah laporan keuangan emiten. Earnings season masih berlanjut dan sejumlah emiten besar diperkirakan merilis kinerjanya hari ini, seperti ANTM, SMGR, TOWR, dan LPKR. Bila hasilnya positif, maka akan menjadi suntikan tenaga bagi IHSG.
 
Berikut peristiwa yang akan terjadi hari ini:
  • Analyst gathering ASII.
  • Rilis data inflasi Indonesia periode Februari 2018 (11.00 WIB).
  • Koferensi pers Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait penyederhanaan regulasi dan perizinan sektor migas (12.00 WIB).

(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular