Internasional

Sekilas Komentar Bos The Fed yang Merontokkan Pasar Global

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 February 2018 14:51
Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan kembali harapan bank sentral untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/ The Fed) Jerome Powell berpidato di hadapan Kongres AS hari Selasa (27/2/2018). Komentar pucuk pimpinan bank sentral negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu membuat bursa saham global rontok dan melonjakkan nilai tukar dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia.

Powell mengatakan gejolak yang terjadi di pasar akhir-akhir ini tidak akan mempengaruhi proyeksinya terhadap kondisi perekonomian. Ia juga tetap berharap untuk dapat menaikkan suku bunga secara bertahap, dilansir dari CNBC International.


Dalam pidato di hadapan Kongres AS, Powell menekankan kondisi lapangan kerja masih sehat, belanja konsumen masih kuat, dan pertumbuhan upah melaju dengan cepat. Ia juga menyebut keuntungan ekspor AS dan rangsangan kebijakan fiskal pemerintah sebagai tambahan dorongan untuk perekonomian.

"Setelah melambat secara substansial selama 2017, kondisi perekonomian di Amerika Serikat telah membalikkan beberapa pelemahan itu," katanya. "Pada saat ini, kami tidak melihat perkembangan ini membebani proyeksi aktivitas perekonomian, bursa tenaga kerja, dan inflasi. Tentu saja, proyeksi perekonomian tetap kuat."

The Fed ingin inflasi mencapai 2%, tetapi angka inflasi terakhir yang mencapai 2,1% telah membuat cemas beberapa investor target itu akan terlampaui.

Dalam pidatonya Powell menyebut data inflasi itu memberi kepercayaan diri bagi pejabat The Fed. Ia menggambarkan inflasi saat ini sebagai "rendah dan stabil".

"Meskipun terdapat gejolak belakangan ini, kondisi keuangan tetap akomodatif. Di saat yang sama, inflasi tetap di bawah target jangka panjang kami sebesar 2%. Menurut pandangan FOMC [Federal Open Market Committee/ Dewan Rapat Kebijakan The Fed], kenaikan bertahap suku bunga akan sangat mendukung pencapaian kedua tujuan kami."

Powell mendeskripsikan risiko proyeksi perekonomian sebagai "cukup seimbang" dengan catatan otoritas akan mengawasi inflasi dengan ketat. Dia juga berharap laju kenaikan upah yang lebih cepat.


Selain itu, Powell menekankan kembali harapan The Fed akan kenaikan suku bunga bertahap dan menyebut proses pengurangan neraca keuangan The Fed berjalan lancar.

Powell juga mengatakan para pembuat kebijakan perlu mewaspadai ketidakseimbangan sistem keuangan, walaupun risiko itu tidak terjadi saat ini.

Ia mengisyaratkan rencana The Fed untuk meningkatkan suku bunga tiga bahkan sampai empat kali tahun ini dipicu oleh serangkaian langkah fiskal termasuk pemangkasan pajak dan peningkatan konsumsi yang terjadi sejak Desember.

Powell mengatakan anggota The Fed secara individual akan memberi proyeksi terbaru terhadap kondisi ekonomi pada rapat di bulan Maret yang akan dipengaruhi kebijakan fiskal yang agresif.

"Saya tidak akan menilai proyeksi baru tersebut, tapi kami akan mempertimbangkan semua hal yang terjadi sejak Desember," katanya. Ia juga mengulangi peringatan sebelumnya bahwa bank sentral harus lebih berhati-hati karena harga di bursa saham terus naik.

"Ini adalah saat ketika kita perlu mewaspadai ketidakseimbangan keuangan atau inflasi yang lebih tinggi," kata Powell. "Kami belum melihat [ketidakseimbangan] itu [terjadi] sekarang."

Ketika Powell berbicara, saham bergeser dari level positif ke negatif saat ia kembali menyebutkan perlunya The Fed untuk meneruskan peningkatan suku bunga yang bertahap dan konsisten.

"Jika Anda melihat situasi kestabilan keuangan secara luas, kami melihat beberapa kenaikan harga aset," katanya. "Kami melihat sistem perbankan dan sistem keuangan yang cukup tangguh. Saya pikir, kestabilan keuangan menunjukkan risiko yang sangat kecil."

Saat ditanya tentang kurva imbal hasil (yield) yang mendatar, ia berkata tidak terlalu mengkhawatirkan tekanan di antara yield obligasi pemerintah.

"Sangat wajar jika kurva yield mendatar ketika suku bunga jangka pendek meningkat seiring dengan ekonomi yang menguat," katanya. "Selalu ada risiko resesi saat ini. Saya tidak melihat risiko [resesi] yang tinggi sekarang."
(prm/prm) Next Article Lagi-lagi Bos The Fed Beri Sinyal Melunak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular