
Internasional
Pidato Bos The Fed Seret Wall Street ke Zona Merah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
28 February 2018 06:20

New York, CNBC Indonesia - Saham-saham Amerika Serikat (AS) terseret jatuh pada perdagangan hari Selasa (27/2/2018) setelah komentar gubernur bank sentral AS menghidupkan kembali kecemasan investor akan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Wall Sreet membukukan penurunan harian terbesarnya sejak aksi jual tiga minggu lalu.
Dow Jones Industrial Average turun tajam 299,24 poin atau 1,16% menjadi 25.410,03 sementara indeks S&P 500 kehilangan 35,32 poin atau 1,27% ke 2.744,28. Nasdaq Composite melemah 91,11 poin atau 1,23% menjadi 7.330,35.
Dalam pidato perdananya di depan Kongres AS setelah menjadi gubernur Federal Reserve, Jerome Powell memberikan pandangan yang optimistis mengenai perekonomian AS. Ia mengatakan data-data ekonomi telah memperkuat keyakinannya akan inflasi yang lebih tinggi tahun ini.
Setelah mendengar pidato Powell, para pialang bertaruh bank sentral akan menambahkan kenaikan suku bunga acuan yang keempat tahun ini. Sebelumnya, pasar memproyeksikan akan terjadi tiga kali kenaikan suku bunga di 2018, dilansir dari Reuters.
Imbal hasil obligasi juga naik sementara indeks volatilitas S&P 500, Cboe Volatility Index, naik 2,79 poin menjadi 18,59 dan membukukan kenaikan harian terbesar dalam hampir tiga minggu terakhir.
Pidato semi-ekonomi pertama Powell sebagai gubernur The Fed di hadapan Kongres AS terjadi di waktu yang sensitif bagi pasar saham yang sedang memulihkan diri dari aksi jual yang terjadi baru-baru ini.
Dalam pidatonya, Powell mengisyaratkan bank sentral akan tetap menaikkan suku bunganya secara bertahap namun komentarnya di hadapan Kongres itu sepertinya membuat pasar takut.
"Ia mengatakan dirinya secara pribadi berpendapat ekonomi sedang menguat dan ini secara halus mengindikasikan ia akan menaikkan proyeksi kenaikan suku bunga pribadinya menjadi empat kali tahun ini," kata Michael O'Rourke, chief market strategist di JonesTrading.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya bulan depan dan sebelumnya di bulan Desember lalu mengindikasikan akan meningkatkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini.
Pejabat The Fed akan merilis proyeksi ekonomi baru, termasuk pandangan mereka mengenai kenaikan suku bunga ke depannya, pada pertemuan selanjutnya bulan Maret.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Wall Sreet membukukan penurunan harian terbesarnya sejak aksi jual tiga minggu lalu.
Dow Jones Industrial Average turun tajam 299,24 poin atau 1,16% menjadi 25.410,03 sementara indeks S&P 500 kehilangan 35,32 poin atau 1,27% ke 2.744,28. Nasdaq Composite melemah 91,11 poin atau 1,23% menjadi 7.330,35.
Setelah mendengar pidato Powell, para pialang bertaruh bank sentral akan menambahkan kenaikan suku bunga acuan yang keempat tahun ini. Sebelumnya, pasar memproyeksikan akan terjadi tiga kali kenaikan suku bunga di 2018, dilansir dari Reuters.
Imbal hasil obligasi juga naik sementara indeks volatilitas S&P 500, Cboe Volatility Index, naik 2,79 poin menjadi 18,59 dan membukukan kenaikan harian terbesar dalam hampir tiga minggu terakhir.
Pidato semi-ekonomi pertama Powell sebagai gubernur The Fed di hadapan Kongres AS terjadi di waktu yang sensitif bagi pasar saham yang sedang memulihkan diri dari aksi jual yang terjadi baru-baru ini.
Dalam pidatonya, Powell mengisyaratkan bank sentral akan tetap menaikkan suku bunganya secara bertahap namun komentarnya di hadapan Kongres itu sepertinya membuat pasar takut.
"Ia mengatakan dirinya secara pribadi berpendapat ekonomi sedang menguat dan ini secara halus mengindikasikan ia akan menaikkan proyeksi kenaikan suku bunga pribadinya menjadi empat kali tahun ini," kata Michael O'Rourke, chief market strategist di JonesTrading.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya bulan depan dan sebelumnya di bulan Desember lalu mengindikasikan akan meningkatkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini.
Pejabat The Fed akan merilis proyeksi ekonomi baru, termasuk pandangan mereka mengenai kenaikan suku bunga ke depannya, pada pertemuan selanjutnya bulan Maret.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular