
Bursa Regional Berguguran Gara-Gara Powell
Hidayat Setiaji & Roy Franedya, CNBC Indonesia
28 February 2018 10:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa regional kompak berguguran dibawah 1% pada pembukaan perdagangan hari ini. Penyebabnya, investor merespon pernyataan Gubernur baru Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell.
Indeks Nikkei 225 dibuka melemah 0,43% ke 22.292,53%. Indeks Nikkei terbebani oleh saham-saham sektor perbankan. Saham Mitsubishi UFJ Financial Grup turun 0,03%, SoftBank Grup turun 0,02% dan Sumitomo Mitsui Financial turun 0,02%.
Indeks Kospi melemah 0,37% yang disebabkan oleh pelemahan tajam saham Chinhung International yang turun 5,8%, NK Co Ltd turun 5,01% dan Netmarble Games Corp turun 4,81%.
Bursa Hong Kong, Hang Seng Index dibuka melemah 0,7% menjadi 31.073,42. Bursa Shanghai atau CSI 300 turun 1% jadi 4.016.79.
Hanya Bursa Singapura, STI Index yang dimuka mengalami penguatan. Pada pembukaan perdagangan, STI Index dibuka 3.553,76 atau mengalami penguatan 0,37%. Namun setelahnya STI Index jatuh ke zona merah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,35% ke 6.575,86. IHSG terbebani Harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melemah 0,9% jadi Rp 3.970/saham. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,07% ke Rp 23.400/saham. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 0,05% jadi Rp 22.000/saham.
Pada dini hari bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, sudah lebih dulu merespon pernyataan Powell. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,16%, S&P 500 melemah 1,27%, dan Nasdaq berkurang 1,23%
Powell berpidato untuk kali pertama setelah menduduki kursi The Fed-1 menggantikan Janet Yellen. Dalam pidatonya, Powell menyatakan bahwa Negeri Paman Sam mengalami perkembangan ekonomi yang sangat positif baik dari segi inflasi, ketenagakerjaan, sampai kebijakan fiskal.
Seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir, segala hal yang keluar dari The Fed langsung membuat pasar bereaksi. Dengan pernyataan Powell tersebut, pasar membaca bahwa The Fed membuka kemungkinan untuk menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali dalam tahun ini.
Pidato Powell membuat investor ramai-ramai meninggalkan pasar saham. Tujuannya ke mana lagi kalau bukan pasar obligasi. Imbal hasl (yield) obligasi pemerintah AS naik, meski tipis, ke level 2,9%.
Dolar AS pun terimbas dampaknya, dengan mencatatkan apresiasi. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat sampai 0,63% ke 90,41 poin.
Seiring penguatan dolar AS, harga komoditas pun berguguran. Harga minyak turun hingga lebih dari 1%. Harga emas dan sejumlah komoditas pertambangan pun ikut melemah.
(roy/roy) Next Article Ada Kabar Positif dari Amerika Serikat, Bursa Asia Kompak Menguat
Indeks Nikkei 225 dibuka melemah 0,43% ke 22.292,53%. Indeks Nikkei terbebani oleh saham-saham sektor perbankan. Saham Mitsubishi UFJ Financial Grup turun 0,03%, SoftBank Grup turun 0,02% dan Sumitomo Mitsui Financial turun 0,02%.
Indeks Kospi melemah 0,37% yang disebabkan oleh pelemahan tajam saham Chinhung International yang turun 5,8%, NK Co Ltd turun 5,01% dan Netmarble Games Corp turun 4,81%.
Hanya Bursa Singapura, STI Index yang dimuka mengalami penguatan. Pada pembukaan perdagangan, STI Index dibuka 3.553,76 atau mengalami penguatan 0,37%. Namun setelahnya STI Index jatuh ke zona merah.
Pada dini hari bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, sudah lebih dulu merespon pernyataan Powell. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,16%, S&P 500 melemah 1,27%, dan Nasdaq berkurang 1,23%
Powell berpidato untuk kali pertama setelah menduduki kursi The Fed-1 menggantikan Janet Yellen. Dalam pidatonya, Powell menyatakan bahwa Negeri Paman Sam mengalami perkembangan ekonomi yang sangat positif baik dari segi inflasi, ketenagakerjaan, sampai kebijakan fiskal.
Seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir, segala hal yang keluar dari The Fed langsung membuat pasar bereaksi. Dengan pernyataan Powell tersebut, pasar membaca bahwa The Fed membuka kemungkinan untuk menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali dalam tahun ini.
Pidato Powell membuat investor ramai-ramai meninggalkan pasar saham. Tujuannya ke mana lagi kalau bukan pasar obligasi. Imbal hasl (yield) obligasi pemerintah AS naik, meski tipis, ke level 2,9%.
Dolar AS pun terimbas dampaknya, dengan mencatatkan apresiasi. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat sampai 0,63% ke 90,41 poin.
Seiring penguatan dolar AS, harga komoditas pun berguguran. Harga minyak turun hingga lebih dari 1%. Harga emas dan sejumlah komoditas pertambangan pun ikut melemah.
(roy/roy) Next Article Ada Kabar Positif dari Amerika Serikat, Bursa Asia Kompak Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular