
Perry Warjiyo, Calon BI-1 dari Internal Pertama Sejak 2003
gita rossiana & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 February 2018 10:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Perry Warjiyo merupakan kandidat dari internal pertama yang dicalonkan menjadi gubernur Bank Indonesia (BI) sejak 2003. Kala itu, Burhanuddin Abdullah yang merupakan pihak internal didapuk menjadi BI-1.
Menurut Riset dari Mandiri Sekuritas, Senin (26/2/2018), Perry menjadi calon Gubernur BI menggantikan Agus Martowardojo yang akan habis masa tugasnya pada Mei 2018. Perry memiliki karir panjang di BI, yakni sejak 1984 dengan fokusnya pada riset dan pengembangan kebijakan moneter.
Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur, Perry adalah Asisten Gubernur Kebijakan Moneter, Makro Prudensial dan Internasional. Sebelumnya lagi, dia adalah Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter di BI.
Lantas setelah dicalonkan jadi kandidat, apalagi tahapan yang harus dilalui Perry? Pada minggu kedua Maret mendatang, Perry akan mengikuti fit and proper test di hadapan komisi IX-DPR RI. Apabila DPR tidak meloloskan Perry, maka Presiden harus menyerahkan nama baru.
Penolakan sebelumnya pernah terjadi ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, kandidat gubernur BI periode 2008-2013 ditolak oleh DPR dengan mekanisme voting.
Setelah itu, apabila kandidat baru ditolak untuk kedua kalinya, maka sesuai undang-undang Presiden harus menunjuk kembali Gubernur BI sebelumnya atau mempromosikan Deputi Gubernur Senior atau Deputi Gubernur yang disetujui parlemen. Meski, sampai saat ini, hal tersebut belum pernah terjadi.
Oleh karena itu, Mandiri Sekuritas mempercayai Presiden sudah mengkalkulasi dengan matang pencalonan Perry yang akan melewati proses di Parlemen. Bisa jadi, Presiden juga sudah berkonsolidasi dengan DPR untuk memuluskan langkah Perry melenggang menjadi BI-1.
Melihat hal ini, Mandiri Sekuritas beranggapan, Perry tidak akan menemui kesulitan berarti untuk menjadi Gubernur BI. Hal ini terutama ketika menyangkut pembuatan kebijakan dengan melihat latar belakangnya di moneter.
Mandiri Sekuritas juga meyakini kebijakan BI ke depannya akan tetap independen karena berdasarkan keputusan bersama. Selain itu, kebijakan tersebut juga akan tetap berfokus pada stabilitas ekonomi.
Perry Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Perry diharapkan tidak hanya memelihara stabilitas perekonomian nasional, melainkan juga mengeluarkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah menilai, perlu bauran kebijakan moneter baru untuk mengakselerasi perekonomian nasional. Sebab menurut dia, bauran moneter BI belum cukup optimal menggenjot ekonomi.
Piter memandang, pelonggaran kebijakan moneter melalui suku bunga maupun Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata belum cukup efektif menggenjot perekonomian. Bahkan menurutnya, pelonggaran tersebut hanya memberikan kontraksi bagi ekonomi.
"Karena alasan stabilitas, BI melakukan kontraksi besar-besaran yang menyebabkan ekonomi kita bergerak tidak optimal," kata Piter saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Senin (26/2/2018).
Kandidat Gubernur BI baru, kata dia, benar-benar harus cakap persoalan moneter. Piteri mengatakan, hal itu sudah tercermin dalam diri Perry Warjiyo yang kabarnya menjadi calon tunggal Gubernur BI yang diusulkan Presiden Joko Widodo.
"Yang diperlukan sekarang itu orang yang kompeten dan mengerti moneter. Kalau pak Agus Marto (Gubernur BI) bukan orang moneter. Kalau pak Perry, itu internal BI yang memang latar belakangnya moneter," katanya.
Kebijakan BI yang saat ini ditunggu, adalah bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan serta stabilitas perekonomian nasional. Dengan adanya keseimbangan, maka akselerasi perekonomian nasional bisa menggeliat.
"Kita cuma tumbuh 5%, sementara Vietnam dan negara kawasan tumbuh lebih tinggi. Dengan kondisi sekarang, kita butuh ekonomi tinggi dan stabil. Tugas dari bank sentral, adalah menyeimbangkan agar tumbuh tinggi tapi stabil," tegasnya.
Untuk diketahui, Perry Warjiyo memiliki banyak pengalaman Internasional di antaranya :
(dru) Next Article Tujuh Jurus Perry Warjiyo Pimpin BI-1
Menurut Riset dari Mandiri Sekuritas, Senin (26/2/2018), Perry menjadi calon Gubernur BI menggantikan Agus Martowardojo yang akan habis masa tugasnya pada Mei 2018. Perry memiliki karir panjang di BI, yakni sejak 1984 dengan fokusnya pada riset dan pengembangan kebijakan moneter.
Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur, Perry adalah Asisten Gubernur Kebijakan Moneter, Makro Prudensial dan Internasional. Sebelumnya lagi, dia adalah Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter di BI.
Lantas setelah dicalonkan jadi kandidat, apalagi tahapan yang harus dilalui Perry? Pada minggu kedua Maret mendatang, Perry akan mengikuti fit and proper test di hadapan komisi IX-DPR RI. Apabila DPR tidak meloloskan Perry, maka Presiden harus menyerahkan nama baru.
Penolakan sebelumnya pernah terjadi ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, kandidat gubernur BI periode 2008-2013 ditolak oleh DPR dengan mekanisme voting.
Setelah itu, apabila kandidat baru ditolak untuk kedua kalinya, maka sesuai undang-undang Presiden harus menunjuk kembali Gubernur BI sebelumnya atau mempromosikan Deputi Gubernur Senior atau Deputi Gubernur yang disetujui parlemen. Meski, sampai saat ini, hal tersebut belum pernah terjadi.
Oleh karena itu, Mandiri Sekuritas mempercayai Presiden sudah mengkalkulasi dengan matang pencalonan Perry yang akan melewati proses di Parlemen. Bisa jadi, Presiden juga sudah berkonsolidasi dengan DPR untuk memuluskan langkah Perry melenggang menjadi BI-1.
Melihat hal ini, Mandiri Sekuritas beranggapan, Perry tidak akan menemui kesulitan berarti untuk menjadi Gubernur BI. Hal ini terutama ketika menyangkut pembuatan kebijakan dengan melihat latar belakangnya di moneter.
Mandiri Sekuritas juga meyakini kebijakan BI ke depannya akan tetap independen karena berdasarkan keputusan bersama. Selain itu, kebijakan tersebut juga akan tetap berfokus pada stabilitas ekonomi.
Perry Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Perry diharapkan tidak hanya memelihara stabilitas perekonomian nasional, melainkan juga mengeluarkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah menilai, perlu bauran kebijakan moneter baru untuk mengakselerasi perekonomian nasional. Sebab menurut dia, bauran moneter BI belum cukup optimal menggenjot ekonomi.
Piter memandang, pelonggaran kebijakan moneter melalui suku bunga maupun Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata belum cukup efektif menggenjot perekonomian. Bahkan menurutnya, pelonggaran tersebut hanya memberikan kontraksi bagi ekonomi.
"Karena alasan stabilitas, BI melakukan kontraksi besar-besaran yang menyebabkan ekonomi kita bergerak tidak optimal," kata Piter saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Senin (26/2/2018).
Kandidat Gubernur BI baru, kata dia, benar-benar harus cakap persoalan moneter. Piteri mengatakan, hal itu sudah tercermin dalam diri Perry Warjiyo yang kabarnya menjadi calon tunggal Gubernur BI yang diusulkan Presiden Joko Widodo.
"Yang diperlukan sekarang itu orang yang kompeten dan mengerti moneter. Kalau pak Agus Marto (Gubernur BI) bukan orang moneter. Kalau pak Perry, itu internal BI yang memang latar belakangnya moneter," katanya.
Kebijakan BI yang saat ini ditunggu, adalah bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan serta stabilitas perekonomian nasional. Dengan adanya keseimbangan, maka akselerasi perekonomian nasional bisa menggeliat.
"Kita cuma tumbuh 5%, sementara Vietnam dan negara kawasan tumbuh lebih tinggi. Dengan kondisi sekarang, kita butuh ekonomi tinggi dan stabil. Tugas dari bank sentral, adalah menyeimbangkan agar tumbuh tinggi tapi stabil," tegasnya.
Untuk diketahui, Perry Warjiyo memiliki banyak pengalaman Internasional di antaranya :
- 2013-Sekarang: Mewakili Bank Indonesia dan Indonesia dalam berbagai sidang internasional tingkat deputi seperti di IMF, Kelompok Negara G-20, ASEAN, ASEAN+3, Islamic Financial Service Board (IFSB) dan Islamic International Liquidity Management (IILM).
- 2007-2009: Direktur Eksekutif, South East Asia Voting Group (SEAVG), International Monetary Fund (IMF), Washington, DC, AS.
- 1992-2006: Adviser Gubernur Bank Indonesia dan Delegasi Indonesia pada berbagai pertemuan dan forum internasional, seperti IMF & World Bank, ADB, G20, EMEAP, BIS, APEC, Consultative Group on Indonesia (CGI).
- 1996: Economist (Special Appointee), Southeast Asia and Pacific (SEA) Department, International Monetary Fund (IMF), Washington DC.
- 1988-1991: Research assistant for Prof. Wallace Huffman, Economic Department, Iowa State University, Ames, Iowa, USA.
(dru) Next Article Tujuh Jurus Perry Warjiyo Pimpin BI-1
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular