IHSG Terkoreksi di Awal Pekan

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 February 2018 09:13
Volatilitas tinggi tampaknya masih akan terjadi di pasar saham domestik pekan ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksi 0,11% ke level 6.612,37 poin. Volatilitas tinggi tampaknya masih akan terjadi di pasar saham domestik pekan ini.

Pekan ini tampaknya pasar saham domestik akan memasuki periode konsolidasi, untuk menentukan pijakan arah IHSG selanjutnya, meskipun pasar saham Asia mayoritas dibuka positif. Saham-saham perusahaan milik Harry Tanoesudibyo, seperti MNCN, BMTR dan BHIT banyak dijual asing dan terkoreksi dalam.

Bursa saham Asia pada perdagangan pagi ini mayoritas dibuka positif. Indeks Nikkei naik 1,10%, indeks Kospi menguat 0,24%, bursa indeks Hang Seng naik 0,42% dan indeks Strait Times naik 0,42%.

Sementara itu, bursa saham Wall Street melanjutkan penguatannya pada penutupan perdagangan akhir pekan. Indeks Dow Jones naik 1,39% ke 25.309,99. Lalu S&P 500 ditutup menguat 1,6% menjadi 2.747,30 dan Nasdaq bertambah 1,77% ke 7.337,39.
 
Indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil menyelesaikan pekan ini dengan menorehkan performa mingguan yang positif, dengan masing-masing tercatat menguat 0,4% dan 0,6%. Meskipun demikian, dalam sepekan lalu Wall Street masih terlihat bergerak dengan volatilitas yang tinggi.

Volatilitas Wall Street yang tinggi memang terjadi lantaran investor akhir-akhir ini merasa gelisah tentang pertumbuhan ekonomi yang berjalan terlalu panas dan apakah kondisi tersebut dapat menyebabkan The Fed menaikkan tingkat suku bunga lebih agresif dari yang direncanakan.

Dari pasar komoditas, harga minyak kembali menguat signifikan pada akhir pekan seiring dengan turunnya cadangan minyak AS dan dihentikannya produksi minyak  di Libya. Sentimen lainnya yang mendukung kenaikan harga minyak adalah komentar Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih yang menyatakan bahwa persediaan minyak akan terus menurun pada tahun ini.
 
Dalam sepekan lalu, minyak mentah jenis light sweet mampu menguat hingga 3,03%, sementara brent naik 3,81%. Catatan tersebut membuat harga minyak mentah dunia telah mencatatkan performa mingguan yang positif selama dua minggu berturut-turut.
 
Secara fundamental, pasar minyak global didukung oleh masih kuatnya komitmen OPEC dan Rusia untuk membatasi produksi minyak hingga 1,8 juta barel per hari hingga akhir 2018, yang berarti memangkas hampir 2% dari pasokan minyak di pasar global. Namun, produksi minyak mentah AS yang masih tetap stabil di angka 10,27 juta barel per hari masih berpotensi menahan penguatan harga minyak. Di akhir tahun 2018, AS bahkan menargetkan produksi minyak mentah dapat menembus angka 11 juta barel per hari.
 
Kuatnya produksi minyak diperkuat dengan jumlah kilang minyak AS yang terus meningkat selama lima minggu berturut-turut. Rilis data terakhir menginformasikan bahwa saat ini jumlah kilang minyak tercatat berjumlah 799, terkuat dalam tiga tahun terakhir. Catatan tersebut mengindikasikan produksi minyak mentah AS masih dapat menguat melebihi output saat ini.
 
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
  • RUPSLB BACA (10.00 WIB).
  • Analyst meeting ITMG (10.00 WIB).
  • Earnings call BNGA (17.00 WIB).
  • Konferensi pers Presiden Eurpoean Central Bank Mario Draghi terkait kebijakan moneter dan outlook inflasi (21.00)
  • Rilis data penjualan rumah baru AS periode Januari 2018 (22.00)

(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular