Asing 'Kuasai' Surat Utang Rp 856 T, Ini Strategi Pemerintah

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 February 2018 12:01
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengaku siap melakukan aksi buyback (pembelian kembali) di Surat Berharga Negara (SBN)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengaku siap melakukan aksi buyback (pembelian kembali) di Surat Berharga Negara (SBN) apabila terjadi gejolak eksternal yang menyebabkan terjadinya pembalikan arus modal (capital reversal).

Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Scenaider Clasein Siahaan mengatakan akan terus berkoordinasi dengan institusi lainya terkait rencana tersebut.

"Kami tetap melakukan monitoring, dan mempersiapkan aksi buyback secara terukur dan terkoordinasi bersama institusi keuangan anggota bond stabilization framework," kata Scenaider kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/2/2018).

Aksi buyback, kata Scenaider, perlu dilakukan jika volatiltas di pasar keuangan tidak wajar. Hal ini, tak lepas dari porsi obligasi negara yang dikuasai asing mencapai 40% dari total penerbitan hingga 21 Februari 2018.


Berdasarkan data DJPPR, sebanyak Rp 856,2 triliun surat utang negara digenggam investor asing. Dengan adanya penyesuaian terhadap rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS, maka bukan tidak mungkin terjadi pembalikan arus modal.

"Ini berimbas ke semua negara berkembang, termasuk Indonesia. Kami harapkan jika proses penyesuaian ini selesai, pasar akan kembali normal," jelasnya.

Sebagai informasi imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun terus dalam tren meningkat sejak awal 2018. Saat ini, yield obligasi seri tersebut sudah mencapai 6,552%.

Yield tersebut merupakan yang tertinggi sejak akhir November 2017. Pasar saham yang bullish jelang akhir 2017 perlahan menurunkan yield obligasi hingga mencapai titik terendahnya di 6,064% pada awal Januari.

Namun kemudian pasar saham mulai bergejolak mendekati Februari 2018. Ini menyebabkan yield obligasi beranjak naik hingga mencapai 6,552% pada hari ini.

BI memprediksikan The Fed akan menaikkan bunga 3 kali di tahun ini. Saat suku bunga AS naik, investor asing cenderung keluar dari pasar SBN meski sifatnya sangat temporer.

Saat kenaikan Fed Fund Rate 14 Maret 2017, posisi kepemilikan investor asing di SBN tercatat Rp 763,92 triliun tetapi turun menjadi Rp 763,86 triliun pada 15 Maret dan turun lagi menjadi Rp 763,84 triliun pada 16 Maret. Namun pada 17 Maret, investor asing kembali masuk sehingga kepemilikan mereka naik lagi menjadi Rp 701,58 triliun

Kemudian pada kenaikan Fed Fund Rate edisi 14 Juni 2017, kepemilikan asing yang sebesar Rp 763,92 triliun turun sedikit menjadi Rp 763,86 triliun keesokan harinya. Pada 16 Juni nilainya kembali turun menjadi Rp 763,84 triliun, tetapi pada 19 Juni asing kembali masuk dan menambah kepemilikannya menjadi Rp 763,86 triliun.

Lalu pada kenaikan suku bunga berikutnya pada 13 Desember, kepemilikan asing yang sebesar Rp 834,54 triliun justru naik pada hari berikutnya menjadi Rp 835,72 triliun. Artinya pelaku pasar sudah bisa mencerna informasi kenaikan suku bunga dengan rasional sehingga tidak ada kepanikan.
(dru) Next Article Demo Tolak Ciptaker Kian Marak, Investor Obligasi Keder

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular