
IHSG Dibuka Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan
Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 February 2018 09:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka menguat 0,50% ke level 6.626,15 poin, setelah ditutup terkoreksi pada perdagangan kemarin.
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat menguat 1,57% dan saham PT BNI Tbk (BBNI) menguat 0,77. Demikian pula saham PT Astra International Tbk (ASII) tercatat menguat 1,56%.
Pengutan IHSG tersebut sejalan dengan pasar saham Asia yang pada perdagangan pagi ini mayoritas dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,23%, indeks Kospi naik 1,13%, indeks Hang Seng menguat 1%, indeks Strait Times menguat 0,71% dan indeks Shanghai naik 0,06%.
Sementara itu, dini hari tadi pasar saham Wall Street ditutup variatif. Indeks Dow Jones naik 0,66%, S&P 500 menguat 0,1%, tetapi Nasdaq terkoreksi tipis 0,11%. Sehari sebelumnya Wall Street terkoreksi karena rilis risalah rapat (minutes of meeting) The Fed, kini sentimen itu sudah menguap.
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi kinerja IHSG hari ini. Pertama, adalah perkembangan di Wall Street, di mana kekhawatiran akan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif untuk sementara mereda. Ini bisa menjadi sentimen positif bagi bursa Asia, termasuk Indonesia.
Kenaikan harga minyak dan komoditas-komoditas pertambangan juga bisa menjadi energi positif bagi IHSG. Sentimen ini bisa membantu kinerja emiten migas dan pertambangan.
Nilai tukar dolar AS pun bisa suportif terhadap IHSG. Rally dolar AS terhenti akibat pernyataan Bullard, di mana Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) terkoreksi 0,25%. Pelemahan dolar AS bisa berdampak positif kepada rupiah dan IHSG.
Pelemahan IHSG yang sudah terjadi tiga hari berturut-turut juga membuka kemungkinan untuk rebound. Harga aset yang terkoreksi cukup dalam dan menjadi lebih murah bisa memicu aksi borong yang mendukung penguatan IHSG.
Sementara yang bisa menyeret IHSG ke pelemahan yang lebih dalam adalah masih adanya potensi ambil untung. Meski selama bulan ini IHSG sudah turun 0,19%, tetapi secara year to date Indeks masih menyimpan "tabungan" penguatan 3,74%. Masih ada keuntungan yang belum dicairkan, dan siap direalisasikan kapan saja.
Investor juga perlu mencermati pelemahan saham-saham perbankan. Sektor usaha ini memang sensitif terhadap suku bunga dan inflasi, sehingga sangat rentan dalam kondisi seperti sekarang. Sektor keuangan merupakan kontributor terbesar dalam IHSG sehingga pergerakan emiten-emitennya patut menjadi sorotan.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat menguat 1,57% dan saham PT BNI Tbk (BBNI) menguat 0,77. Demikian pula saham PT Astra International Tbk (ASII) tercatat menguat 1,56%.
Pengutan IHSG tersebut sejalan dengan pasar saham Asia yang pada perdagangan pagi ini mayoritas dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,23%, indeks Kospi naik 1,13%, indeks Hang Seng menguat 1%, indeks Strait Times menguat 0,71% dan indeks Shanghai naik 0,06%.
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi kinerja IHSG hari ini. Pertama, adalah perkembangan di Wall Street, di mana kekhawatiran akan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif untuk sementara mereda. Ini bisa menjadi sentimen positif bagi bursa Asia, termasuk Indonesia.
Kenaikan harga minyak dan komoditas-komoditas pertambangan juga bisa menjadi energi positif bagi IHSG. Sentimen ini bisa membantu kinerja emiten migas dan pertambangan.
Nilai tukar dolar AS pun bisa suportif terhadap IHSG. Rally dolar AS terhenti akibat pernyataan Bullard, di mana Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) terkoreksi 0,25%. Pelemahan dolar AS bisa berdampak positif kepada rupiah dan IHSG.
Pelemahan IHSG yang sudah terjadi tiga hari berturut-turut juga membuka kemungkinan untuk rebound. Harga aset yang terkoreksi cukup dalam dan menjadi lebih murah bisa memicu aksi borong yang mendukung penguatan IHSG.
Sementara yang bisa menyeret IHSG ke pelemahan yang lebih dalam adalah masih adanya potensi ambil untung. Meski selama bulan ini IHSG sudah turun 0,19%, tetapi secara year to date Indeks masih menyimpan "tabungan" penguatan 3,74%. Masih ada keuntungan yang belum dicairkan, dan siap direalisasikan kapan saja.
Investor juga perlu mencermati pelemahan saham-saham perbankan. Sektor usaha ini memang sensitif terhadap suku bunga dan inflasi, sehingga sangat rentan dalam kondisi seperti sekarang. Sektor keuangan merupakan kontributor terbesar dalam IHSG sehingga pergerakan emiten-emitennya patut menjadi sorotan.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Dimulainya masa penawaran sukuk ritel seri SR-010.
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar BIasa (RUPSLB) BIRD (09.00 WIB).
- RUPSLB PTIS (10.00 WIB).
- Presiden The Fed New York William C. Dudley dijadwalkan berbicara pada diskusi panel mengenai neraca keuangan the Federal Reserve dalam acara United States Monetary Policy Forum di New York (22:15).
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular