Dafam Property Indonesia Rencanakan IPO Pada April 2018

Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 February 2018 16:43
PT Dafam Property Indonesia akan menggunakan dana IPO untuk pengembangan usaha, akuisisi lahan dan modal kerja.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Dafam Property Indonesia berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepaskan 25% sahamnya ke publik. Rencananya, perusahaan akan listing di Bursa Efek Indonesia pada April 2018.

Direktur Utama Dafam Property Indonesia Billy Dahlan mengatakan dananya akan digunakan untuk pengembangan usaha, baik di bidang pembangunan perumahan maupun penambahan jumlah hotel.

"Dana dari IPO ini tentunya buat pengembangan lagi, terutama untuk beberapa akuisisi lahan, untuk modal kerja dan kerja sama dengan hotel-hotel dan pemilik lahan," kata Billy usai mini expose di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/2).

Dafam Property Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti, residensial dan hotel di Indonesia. Dafam Property memiliki aset sebesar Rp 300 miliar dan ekuitas Rp 120 miliar.

Perusahaan telah memiliki 30 hotel, lima diantaranya dimiliki oleh perusahaan langsung yang bergerak di hotel budget dan hotel bintang dua hingga bintang empat. Namun perusahaan berfokus pada hotel bintang tiga dan berfokus di wilayah Jawa Tengah dan beberapa wilayah di Sumatera dan Indonesia bagian tengah.

Perusahaan memiliki beberapa hotel dengan brand Dafam Hotel dan mengelola satu hotel bersama dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bernama Dafam Teras Kita. Dari hotel dan residensial yang dimiliki saat ini perushaaan mendapatkan pendapatan berulang (recurring income) mencapai 80% dari total pendapatan.

Tahun ini perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 6 miliar-Rp 70 miliar yang akan berasal dari dana hasil IPO dan kas internal perusahaan. Capex akan digunakan perusahaan untuk memperluas jaringan perhotelan dan pembelian lahan seluas 2,5 hektar di wilayah Jawa Tengah untuk pembangunan residensial.

Billy menyebutkan perusahaan berencana untuk melakukan penambahan hotel rencana akan ditambah sebanyak lima per tahun setelah IPO. Untuk penambahan satu hotel perusahaan harus mengeluarkan dana sebesar Rp 50 miliar.

Adapun tahun ini perusahaan menargetkan pertumbuhan sebesar 40% di tahun ini jika dibandingkan dengan pertumbuhan 32% di tahun lalu. Namun, Billy tak menyebutkan nominal kenaikan tersebut.

Dalam aksi korporasinya ini perusahaan menggandeng Sinarmas Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek.
(roy/roy) Next Article BEI Pede! Target IPO Naik Jadi 54 Emiten, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular