TBLA Siapkan Capex Rp 800 Miliar untuk Tanam Sawit Baru
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
15 February 2018 15:50
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menganggarkan Rp 800 miliar untuk belanja modal kerja (capital expenditure/capex) 2018. Sumber pendanaan berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.
Corporate Secretary Tunas Baru Lampung Hardy menjelaskan, belanja modal tersebut digunakan untuk penanaman sawit baru. Perseroan belum berencana untuk melakukan aksi korporasi lain tahun ini untuk mendukung ekspansi perusahaan.
(hps) Next Article Analisis Dampak Kebijakan India Pangkas Bea Masuk CPO ASEAN
Corporate Secretary Tunas Baru Lampung Hardy menjelaskan, belanja modal tersebut digunakan untuk penanaman sawit baru. Perseroan belum berencana untuk melakukan aksi korporasi lain tahun ini untuk mendukung ekspansi perusahaan.
"Saat ini belum ada rencana," kata Hardy ketika dihubungi oleh CNBC Indonesia, Kamis (15/02/2018).
Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan obligasi senilai total Rp 1,5 triliun untuk melakukan pembiayaan ulang hutang perseroan ke perbankan. "Penerbitan obligasi ini adalah 100% untuk refinancing atau untuk reprofiling pinjaman perseroan dari Short Term dan Medium Term menjadi Long Term," jelas Hardy.
Perusahaan memiliki total utang yang akan dibayarkan oleh perusahaan dengan dana obligasi ini bernilai sebesar Rp 990 miliar. Perinciannya sebesar Rp 420 miliar kepada Bank Maybank Indonesia dan Bank CIMB Niaga, RP 90 miliar kepada Bank OCBC NISP dan Rp 60 miliar kepada Bank BRI.
Nantinya obligasi ini akan diterbitkan dalam dua tahap di mana tahap I sebesar Rp 1 triliun dan sisanya pada tahap II dengan tenor 5 tahun. Namun, Hardy masih enggan untuk mempublikasikan besaran kupon yang ditawarkan.
"Karena masih dalam tahap diskusi dengan para underwriter sambil memantau kondisi pasar," kata Hardy.
Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan obligasi senilai total Rp 1,5 triliun untuk melakukan pembiayaan ulang hutang perseroan ke perbankan. "Penerbitan obligasi ini adalah 100% untuk refinancing atau untuk reprofiling pinjaman perseroan dari Short Term dan Medium Term menjadi Long Term," jelas Hardy.
Nantinya obligasi ini akan diterbitkan dalam dua tahap di mana tahap I sebesar Rp 1 triliun dan sisanya pada tahap II dengan tenor 5 tahun. Namun, Hardy masih enggan untuk mempublikasikan besaran kupon yang ditawarkan.
"Karena masih dalam tahap diskusi dengan para underwriter sambil memantau kondisi pasar," kata Hardy.
(hps) Next Article Analisis Dampak Kebijakan India Pangkas Bea Masuk CPO ASEAN
Most Popular