
BTN Cari Dana Rp 18 T di Luar DPK untuk Ekspansi
gita rossiana, CNBC Indonesia
13 February 2018 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berencana menghimpun dana di luar dana pihak ketiga (wholesales funding) sebesar Rp 18 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung ekspansi perusahaan tahun ini.
Direktur BTN Iman Nugroho Soeko menjelaskan, adapun bentuk wholesales funding tersebut, pertama adalah sekuritisasi senilai Rp 2 triliun. ”Prosesnya akhir Februari closing sehingga dananya bisa masuk Maret 2018,” ujar dia dalam acara pemaparan kinerja BTN 2017 di Menara BTN, Jakarta, Selasa (13/2/2018).
Bentuk selanjutnya adalah pinjaman bilateral di kisaran Rp 5-7 triliun. Menurut Iman, pinjaman bilateral ini sifatnya fleksibel dan memiliki banyak keuntungan dari sisi biaya. ”Kalau dari pinjaman bilateral luar negeri yang sesama bank, kami tidak perlu membayar LPS fee dan tidak perlu ada biaya untuk penempatan di BI,” ujar dia.
Kemudian, perseroan juga akan menerbitkan subdebt atau convertible bond senilai Rp 2 triliun. Adapun opsi lainnya adalah sertifikat deposito yang diperdagangkan (negotiable certificate of deposits/NCD) senilai Rp 7-9 triliun.
Kendati berencana menghimpun dana di luar DPK, namun perseroan tetap menumbuhkan DPK. Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, penghimpunan DPK hingga 2017 sebesar Rp 192,95 triliun. Nilai tersebut meningkat 20,45% dibandingkan perolehan 2016 yang sebesar Rp 160,19 triliun.
Dengan adanya dana-dana tersebut, perseroan berharap bisa mendukung kredit tahun ini yang ditarget 22-24%. Sementara realisasi kredit sampai akhir 2017 sebesar Rp 198,99 triliun, meningkat 21,01% dibandingkan 2016 yang mencapai Rp 164,44 triliun.
(dru) Next Article Proses Akuisisi Empat Anak Usaha BTN Tunggu Holding Terbentuk
Direktur BTN Iman Nugroho Soeko menjelaskan, adapun bentuk wholesales funding tersebut, pertama adalah sekuritisasi senilai Rp 2 triliun. ”Prosesnya akhir Februari closing sehingga dananya bisa masuk Maret 2018,” ujar dia dalam acara pemaparan kinerja BTN 2017 di Menara BTN, Jakarta, Selasa (13/2/2018).
Bentuk selanjutnya adalah pinjaman bilateral di kisaran Rp 5-7 triliun. Menurut Iman, pinjaman bilateral ini sifatnya fleksibel dan memiliki banyak keuntungan dari sisi biaya. ”Kalau dari pinjaman bilateral luar negeri yang sesama bank, kami tidak perlu membayar LPS fee dan tidak perlu ada biaya untuk penempatan di BI,” ujar dia.
Kemudian, perseroan juga akan menerbitkan subdebt atau convertible bond senilai Rp 2 triliun. Adapun opsi lainnya adalah sertifikat deposito yang diperdagangkan (negotiable certificate of deposits/NCD) senilai Rp 7-9 triliun.
Kendati berencana menghimpun dana di luar DPK, namun perseroan tetap menumbuhkan DPK. Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, penghimpunan DPK hingga 2017 sebesar Rp 192,95 triliun. Nilai tersebut meningkat 20,45% dibandingkan perolehan 2016 yang sebesar Rp 160,19 triliun.
Dengan adanya dana-dana tersebut, perseroan berharap bisa mendukung kredit tahun ini yang ditarget 22-24%. Sementara realisasi kredit sampai akhir 2017 sebesar Rp 198,99 triliun, meningkat 21,01% dibandingkan 2016 yang mencapai Rp 164,44 triliun.
(dru) Next Article Proses Akuisisi Empat Anak Usaha BTN Tunggu Holding Terbentuk
Most Popular