
Proses Akuisisi Empat Anak Usaha BTN Tunggu Holding Terbentuk
gita rossiana, CNBC Indonesia
13 February 2018 17:49

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menunggu penyelesaian holding jasa keuangan sebelum melanjutkan proses pembentukan empat anak usaha baru.
Direktur BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan, perseroan berencana membentuk perusahaan asuransi jiwa, asuransi kerugian, perusahaan manajer investasi dan multifinance.
Untuk pembentukan asuransi jiwa, BTN sudah menyelesaikan proses dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), namun perseroan masih menunggu pembentukan holding asuransi BUMN.
“Nanti di holding asuransi BUMN, semua asuransi umum dan jiwa akan digabung, sehingga kami akan menunggu kebijakan untuk penataan asuransi tersebut,” ujar dia usai acara pemaparan kinerja BTN 2017 di Menara BTN, Selasa (13/2/2018).
Sementara untuk proses akuisisi multifinance dan pembentukan perusahaan manajer investasi, permohonannya sudah disampaikan ke kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). ”Kami berharap prosesnya bisa selesai pada kuartal II-2018,” kata dia.
Di sisi lain, Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, proses pembentukan asuransi umum dan asuransi jiwa memang masih menunggu proses pembentuk holding asuransi. ”Untuk asuransi, prosesnya tinggal di Kementerian BUMN karena ada juga penyatuan asuransi di BUMN,” ucap dia.
Sementara untuk melakukan aksi anorganik tersebut, perseroan sudah mempersiapkan dana.”Kami menyiapkan dana Rp 700 miliar untuk aksi anorganik,” ujar dia.
BTN Syariah
Di luar aksi anorganik, perseroan juga berencana mengembangkan unit usaha syariah (UUS) yang ada saat ini. Namun sama seperti aksi anorganik, pengembangan UUS tersebut masih menunggu proses holding jasa keuangan.
Mahelan mengungkapkan, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan BTN Syariah. Opsi pertama adalah dengan melakukan spin off pada 2020. Menurut Mahelan, pihaknya akan meningkatkan aset dan permodalan BTN Syariah terlebih dahulu sebelum melakukan spin off.
“Lagipula lebih baik dimatangkan terlebih dahulu dari sisi modal dan sumber daya manusia sebelum spin off,” kata dia.
Opsi kedua adalah penyatuan dengan bank syariah lain. Untuk opsi ini, menurut Mahelan erat kaitannya dengan holding jasa keuangan. Pasalnya, bank syariah yang akan disatukan dengan BTN Syariah adalah anak usaha bank BUMN lain.”Kalau misalkan di-merger, maka proses spin off bisa dipercepat,”ucap dia.
Lebih lanjut, bank syariah yang berpotensi untuk disatukan dengan BTN Syariah bisa bank syariah mana saja. Namun, Mahelan menekankan bank syariah tersebut haruslah bank yang memiliki portofolio yang hampir mirip dengan BTN Syariah yang fokus di perumahan.”Barangkali lebih dekat dengan BNI Syariah, tapi belum fix,” ujar dia.
(dru) Next Article BTN Raup Laba Bersih Rp 3,02 Triliun
Direktur BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan, perseroan berencana membentuk perusahaan asuransi jiwa, asuransi kerugian, perusahaan manajer investasi dan multifinance.
Untuk pembentukan asuransi jiwa, BTN sudah menyelesaikan proses dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), namun perseroan masih menunggu pembentukan holding asuransi BUMN.
“Nanti di holding asuransi BUMN, semua asuransi umum dan jiwa akan digabung, sehingga kami akan menunggu kebijakan untuk penataan asuransi tersebut,” ujar dia usai acara pemaparan kinerja BTN 2017 di Menara BTN, Selasa (13/2/2018).
Sementara untuk proses akuisisi multifinance dan pembentukan perusahaan manajer investasi, permohonannya sudah disampaikan ke kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). ”Kami berharap prosesnya bisa selesai pada kuartal II-2018,” kata dia.
Di sisi lain, Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, proses pembentukan asuransi umum dan asuransi jiwa memang masih menunggu proses pembentuk holding asuransi. ”Untuk asuransi, prosesnya tinggal di Kementerian BUMN karena ada juga penyatuan asuransi di BUMN,” ucap dia.
Sementara untuk melakukan aksi anorganik tersebut, perseroan sudah mempersiapkan dana.”Kami menyiapkan dana Rp 700 miliar untuk aksi anorganik,” ujar dia.
BTN Syariah
Di luar aksi anorganik, perseroan juga berencana mengembangkan unit usaha syariah (UUS) yang ada saat ini. Namun sama seperti aksi anorganik, pengembangan UUS tersebut masih menunggu proses holding jasa keuangan.
Mahelan mengungkapkan, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan BTN Syariah. Opsi pertama adalah dengan melakukan spin off pada 2020. Menurut Mahelan, pihaknya akan meningkatkan aset dan permodalan BTN Syariah terlebih dahulu sebelum melakukan spin off.
“Lagipula lebih baik dimatangkan terlebih dahulu dari sisi modal dan sumber daya manusia sebelum spin off,” kata dia.
Opsi kedua adalah penyatuan dengan bank syariah lain. Untuk opsi ini, menurut Mahelan erat kaitannya dengan holding jasa keuangan. Pasalnya, bank syariah yang akan disatukan dengan BTN Syariah adalah anak usaha bank BUMN lain.”Kalau misalkan di-merger, maka proses spin off bisa dipercepat,”ucap dia.
Lebih lanjut, bank syariah yang berpotensi untuk disatukan dengan BTN Syariah bisa bank syariah mana saja. Namun, Mahelan menekankan bank syariah tersebut haruslah bank yang memiliki portofolio yang hampir mirip dengan BTN Syariah yang fokus di perumahan.”Barangkali lebih dekat dengan BNI Syariah, tapi belum fix,” ujar dia.
(dru) Next Article BTN Raup Laba Bersih Rp 3,02 Triliun
Most Popular