
Bisnis Migas Susut, Ratu Prabu Alih Usaha ke Transportasi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 February 2018 13:11

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) akan mengalihkan bisnis utama perusahaan dari sebelumnya bergerak di bidang minyak bumi dan gas menjadi bisnis konstruksi dan transportasi. Hal ini dilakukan karena pemasukan dari bisnis minyak bumi dan gas yang terus mengalami penurunan tiap tahunnya.
Direktur utama Ratu Prabu Energi Burhanudin Bur Maras mengatakan selain di bisnis minyak bumi dan gas, perusahaan juga memiliki pendapatan dari penyewaan gedung sehingga perusahaan hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis ini selama dua tahun terakhir.
"Minyak bumi dan gas lesu sudah dua tahun, pendapatannya turun terus. Selama ini pendapatan disokong sama real estate, sewa gedung," kata Burhanudin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/2).
Sementara itu, ekspansi bisnis real estate perusahaan juga tengah terhenti setelah sebelumnya sebuah perusahaan pengelola dana asal Singapura, Northcliff Capital Pte Ltd berencana untuk menambah kepemilikannya di Ratu Prabu sebesar 30% melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau non-preemptive rghts issue yang akan dilaksanakan oleh Ratu Prabu.
"Ekspansi kita tertahan, jadi sekarang cuma mengandalkan gedung yang eksisting," imbuh dia.
Perusahaan berencana untuk membangun transportasi publik jenis light rail transit (LRT) sepanjang 400 kilometer. Pembangunan ini diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 405 triliun. Pembangunan ini akan dilakukan perusahaan melalui tiga tahap, tahap pertama ditargetkan mulai pada akhir 2019 mendatang.
Sementara saat ini Burhanudin mengaku bahwa pihaknya tengah dalam masa negosiasi dengan pihak-pihak yang berniat untuk menyuntikkan modalnya untuk pembangunan transportasi publik tersebut.
(hps) Next Article Usaha Bisnis Minyak dan Gas Lesu, Ratu Prabu Beralih ke LRT
Direktur utama Ratu Prabu Energi Burhanudin Bur Maras mengatakan selain di bisnis minyak bumi dan gas, perusahaan juga memiliki pendapatan dari penyewaan gedung sehingga perusahaan hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis ini selama dua tahun terakhir.
"Minyak bumi dan gas lesu sudah dua tahun, pendapatannya turun terus. Selama ini pendapatan disokong sama real estate, sewa gedung," kata Burhanudin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/2).
"Ekspansi kita tertahan, jadi sekarang cuma mengandalkan gedung yang eksisting," imbuh dia.
Perusahaan berencana untuk membangun transportasi publik jenis light rail transit (LRT) sepanjang 400 kilometer. Pembangunan ini diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 405 triliun. Pembangunan ini akan dilakukan perusahaan melalui tiga tahap, tahap pertama ditargetkan mulai pada akhir 2019 mendatang.
Sementara saat ini Burhanudin mengaku bahwa pihaknya tengah dalam masa negosiasi dengan pihak-pihak yang berniat untuk menyuntikkan modalnya untuk pembangunan transportasi publik tersebut.
(hps) Next Article Usaha Bisnis Minyak dan Gas Lesu, Ratu Prabu Beralih ke LRT
Most Popular