
Harga Minyak Anjlok 3%
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
10 February 2018 08:30

Jakarta, CNBC Indonesia-Harga minyak dunia anjlok lebih dari 3% pada perdagangan Jumat akhir pekan. Harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) produksi Amerika Serikat (AS) turun ke bawah US$ 60/barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2017 lalu. Ini terjadi karena kekhawatiran meningkatnya pasokan di pasar.
Minyak jenis WTI dan Brent harganya turun lebih dari 11% sejak akhir Januari 2018, dibandingkan harga tertingginya di tahun ini. Sementara untuk pekan ini saja, Brent turun hampir 9% dan WTI turun 10%. Ini merupakan penurunan mingguan terendah sejak Januari 2016.
Gejolak yang terjadi di pasar saham AS ikut menimbulkan tekanan terhadap harga minyak.
Pada perdagangan Jumat (9/2/2018) di pasar New York, harga kontrak minyak WTI turun US$ 1,95/barel (3,2%) menjadi US$ 59,2/barel atau yang terendah sejak 22 Desember 2017. Sepanjang perdagangan, harga WTI sempat menyentuh titik terendahnya di US$ 58,07/barel. Dilaporkan ada 845.000 kontrak yang diperdagangkan di hari itu.
Sementara harga kontrak untuk minyak jenis Brent turun US$ 2,02/barel (3,1%) menjadi US$ 62,79/barel atau yang terendah sejak 13 Desember 2017.
"Ada beberapa faktor yang menghantam pasar seperti ini," kata Analis, Jim Ritterbusch, dilansir dari Reuters, Sabtu (10/2/2018).
Perusahaan jasa perminyakan, Baker Hughes, mengatakan total rig minyaknya yang berproduksi secara onshore di AS naik 26 unit menjadi 791 unit, atau yang tertinggi sejak April 2015. Ini menimbulkan indikasi pasokan minyak akan meningkat. Kemudian tekanan di pasar saham yang mempengaruhi harga minyak.
Kalangan investor khawatir, peningkatan pasokan minyak di AS bakal mengganggu rencana OPEC menahan pasokan minyak dunia untuk menjaga harga tetap tinggi. Produksi minyak AS dalam beberapa pekan terakhir disebutkan naik menjadi 10,25 juta barel per hari.
(wed/wed) Next Article Terjun Bebas, Harga Minyak Sentuh Titik Terendah Sejak 2002
Minyak jenis WTI dan Brent harganya turun lebih dari 11% sejak akhir Januari 2018, dibandingkan harga tertingginya di tahun ini. Sementara untuk pekan ini saja, Brent turun hampir 9% dan WTI turun 10%. Ini merupakan penurunan mingguan terendah sejak Januari 2016.
Gejolak yang terjadi di pasar saham AS ikut menimbulkan tekanan terhadap harga minyak.
Sementara harga kontrak untuk minyak jenis Brent turun US$ 2,02/barel (3,1%) menjadi US$ 62,79/barel atau yang terendah sejak 13 Desember 2017.
"Ada beberapa faktor yang menghantam pasar seperti ini," kata Analis, Jim Ritterbusch, dilansir dari Reuters, Sabtu (10/2/2018).
Perusahaan jasa perminyakan, Baker Hughes, mengatakan total rig minyaknya yang berproduksi secara onshore di AS naik 26 unit menjadi 791 unit, atau yang tertinggi sejak April 2015. Ini menimbulkan indikasi pasokan minyak akan meningkat. Kemudian tekanan di pasar saham yang mempengaruhi harga minyak.
Kalangan investor khawatir, peningkatan pasokan minyak di AS bakal mengganggu rencana OPEC menahan pasokan minyak dunia untuk menjaga harga tetap tinggi. Produksi minyak AS dalam beberapa pekan terakhir disebutkan naik menjadi 10,25 juta barel per hari.
(wed/wed) Next Article Terjun Bebas, Harga Minyak Sentuh Titik Terendah Sejak 2002
Most Popular