Penurunan Bunga Kredit Belum Sekencang Bunga Acuan

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
08 February 2018 14:45
Tahun lalu 7-days repo rate sudah turun 200 bps sementara bunga kredit baru turun 153 bps
Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai, transmisi suku bunga acuan atau BI 7-days reverse repo rate (7-Day RRR) belum berjalan optimal. Hal ini terlihat dari penurunan suku bunga kredit yang tidak sejalan dengan penurunan suku bunga acuan.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, sejak Januari-Agustus 2017, BI sudah menurunkan suku bunga acuan 200 bps. Namun penurunan suku bunga deposito pada periode Januari 2016 hingga Desember 2017 sebesar 183 bps ke angka 6,07%.

"Sedangkan untuk suku bunga kredit penurunannya pada periode Januari 2016 hingga Desember 2017 mencapai 153 bps ke angka 11,3%,"kata dia dalam acara soft launching CNBC Indonesia di Hotel Raffles Jakarta, Kamis, (8/2/2018).

Alhasil dengan transmisi ke suku bunga kredit yang belum berjalan optimal, pertumbuhan kredit pun meleset dari perkiraan. Mirza mengungkapkan, pertumbuhan kredit pada akhir 2017 mencapai 8,2%, lebih rendah dari perkiraan awal di angka 10-12%.


Namun di sisi lain, pertumbuhan pembiayaan pasar modal mulai bergerak naik. Mirza menyebutkan, dengan masuknya banyak aliran modal luar negeri tersebut mendorong imbal hasil penerbitan obligasi membaik ke angka 6,2%.

Kemudian dilihat dari rasio keuangan lain, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan mencapai 23,2%.
Dari sisi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), Mirza menilai sudah mulai menurun."NPL sudah mulai turun ke 2,6%,"papar dia.
(roy/roy) Next Article Wuih! BCA Catat Rekor Kenaikan Kredit Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular