
Perkembangan Teknologi
Disrupsi Digital Buat Perbankan Kehilangan 40% Pendapatan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 February 2018 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BBTN) menilai adanya disrupsi digital berdampak pada pendapatan perbankan. Penurunan pendapatan ini berasal dari segmen consumer finance yang penurunannya hingga 40%.
Direktur Teknologi Informasi Bank BTPN Kharim Siregar mengatakan consumer finance harus bisa mengantisipasi adanya disrupsi digital ini agar tetap bisa memberikan layanan perbankan namun juga tidak merugi dari sisi pendapatan dan laba.
"Consumer finance berkurang dari segi pendaptannya hingga 40% dan akan berdampak pada profit," kata Kharim dalam acara soft launching CNBC Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Menurut dia, pendapatan yang menurun ini disebabkan oleh tingkat efisiensi yang ditimbulkan oleh perkembangan finansial teknologi (fintech) yang membuat harga jual menjadi turun.
"Jadi bukan berarti income-nya akan pindah tapi memang revenue-nya yang akan hilang," imbuh dia.
Menurut dia efisiensi yang ditimbulkan oleh teknologi keuangan sejak 2000-2025 akan membuat perbankan kehilangan pendapatan mencapai US$300 miliar.
Untuk itu segmen ini harus mengubah perbandingan dari segi pendapatannya sehingga jumlah income ini juga tidak terus menurun. "Income dari pendapatannya ini perlu melakukan perubahan perbandingannya supaya jumlah pendatan tidak terus menurun," imbuh dia.
(roy/roy) Next Article Kolaborasi Jadi Kunci Perbankan Menghadapi Disrupsi Digital
Direktur Teknologi Informasi Bank BTPN Kharim Siregar mengatakan consumer finance harus bisa mengantisipasi adanya disrupsi digital ini agar tetap bisa memberikan layanan perbankan namun juga tidak merugi dari sisi pendapatan dan laba.
"Consumer finance berkurang dari segi pendaptannya hingga 40% dan akan berdampak pada profit," kata Kharim dalam acara soft launching CNBC Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Menurut dia, pendapatan yang menurun ini disebabkan oleh tingkat efisiensi yang ditimbulkan oleh perkembangan finansial teknologi (fintech) yang membuat harga jual menjadi turun.
"Jadi bukan berarti income-nya akan pindah tapi memang revenue-nya yang akan hilang," imbuh dia.
Menurut dia efisiensi yang ditimbulkan oleh teknologi keuangan sejak 2000-2025 akan membuat perbankan kehilangan pendapatan mencapai US$300 miliar.
Untuk itu segmen ini harus mengubah perbandingan dari segi pendapatannya sehingga jumlah income ini juga tidak terus menurun. "Income dari pendapatannya ini perlu melakukan perubahan perbandingannya supaya jumlah pendatan tidak terus menurun," imbuh dia.
(roy/roy) Next Article Kolaborasi Jadi Kunci Perbankan Menghadapi Disrupsi Digital
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular