
IHSG Berbalik Arah Mengikuti Bursa Global dan Regional
Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 February 2018 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I pagi ini, dibuka menguat 1,24% menjadi 6.559,15 poin merespons penguatan bursa saham global dan regional. Perdagangan saham hari ini berpotensi berlangsung dalam atmosfer positif dan menghantarkan IHSG ditutup menguat.
Penguatan bursa saham domestik tersebut sejalan dengan penguatan bursa saham asia dan Amerika Serikat (AS). Bursa saham Jepang menguat, dimana indeks Nikkei menguat 3,20%, indeks Hang Seng naik 2,56%, indeks Shanghai naik 1,04% dan indeks Strait Times menguat 0,99%.
Bursa saham AS, Wall Street menguat setelah koreksi dalam dalam dua hari perdagangan. Indeks Dow Jones naik 2,33% ke 24.912,77, S&P 500 menguat 1,74% menjadi 2.695,14, dan Nasdaq bertambah 2,13% ke 7.115,88. Dow Jones mencatat penguatan harian tertinggi sejak Januari 2016, sementara S&P tertinggi sejak November 2016, dan Nasdaq tertinggi sejak Oktober 2017.
Untuk perdagangan hari ini, ada beberapa faktor yang bisa membuat IHSG kembali ke zona hijau. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street. Diharapkan kebangkitan Wall Street mampu menular ke Asia, termasuk Indonesia.
Kedua adalah rilis data penjualan ritel yang dirilis Bank Indonesia (BI). Pada kuartal IV-2017 penjualan ritel tumbuh 2,5% secara year on year (YoY), lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 0,2% YoY. Peningkatan penjualan eceran terutama bersumber dari kenaikan penjualan pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan dan minuman, serta sandang.
Kinerja emiten juga bisa menjadi katalis aksi beli investor. Hari ini akan ada dua agenda korporasi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari MDRN dan PADI. Patut dicermati mengenai arah bisnis mereka ke depan, yang bisa saja menjadi sentimen positif di pasar.
Namun masih ada sejumlah risiko yang bisa membuat IHSG terperosok lebih dalam. Harga minyak masih melanjutkan koreksinya, sehingga sepertinya belum bisa mengangkat kinerja emiten migas, pertambangan, dan industri.
Perkembangan dolar AS juga masih menjadi faktor risiko. Dolar AS kembali menguat terhadap mata uang dunia. Dollar Index, yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat 0,13%.
Aksi ambil untung juga sebenarnya masih membayangi IHSG. Meski melemah dalam dua hari terakhir, IHSG masih menyimpan “tabungan” penguatan 1,93% secara year to date (YTD). Artinya investor masih memiliki keuntungan yang bisa dicairkan kapan saja dan menekan IHSG.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
(hps) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Penguatan bursa saham domestik tersebut sejalan dengan penguatan bursa saham asia dan Amerika Serikat (AS). Bursa saham Jepang menguat, dimana indeks Nikkei menguat 3,20%, indeks Hang Seng naik 2,56%, indeks Shanghai naik 1,04% dan indeks Strait Times menguat 0,99%.
Bursa saham AS, Wall Street menguat setelah koreksi dalam dalam dua hari perdagangan. Indeks Dow Jones naik 2,33% ke 24.912,77, S&P 500 menguat 1,74% menjadi 2.695,14, dan Nasdaq bertambah 2,13% ke 7.115,88. Dow Jones mencatat penguatan harian tertinggi sejak Januari 2016, sementara S&P tertinggi sejak November 2016, dan Nasdaq tertinggi sejak Oktober 2017.
Kedua adalah rilis data penjualan ritel yang dirilis Bank Indonesia (BI). Pada kuartal IV-2017 penjualan ritel tumbuh 2,5% secara year on year (YoY), lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 0,2% YoY. Peningkatan penjualan eceran terutama bersumber dari kenaikan penjualan pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan dan minuman, serta sandang.
Kinerja emiten juga bisa menjadi katalis aksi beli investor. Hari ini akan ada dua agenda korporasi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari MDRN dan PADI. Patut dicermati mengenai arah bisnis mereka ke depan, yang bisa saja menjadi sentimen positif di pasar.
Namun masih ada sejumlah risiko yang bisa membuat IHSG terperosok lebih dalam. Harga minyak masih melanjutkan koreksinya, sehingga sepertinya belum bisa mengangkat kinerja emiten migas, pertambangan, dan industri.
Perkembangan dolar AS juga masih menjadi faktor risiko. Dolar AS kembali menguat terhadap mata uang dunia. Dollar Index, yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat 0,13%.
Aksi ambil untung juga sebenarnya masih membayangi IHSG. Meski melemah dalam dua hari terakhir, IHSG masih menyimpan “tabungan” penguatan 1,93% secara year to date (YTD). Artinya investor masih memiliki keuntungan yang bisa dicairkan kapan saja dan menekan IHSG.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Sejumlah menteri Kabinet Kerja akan menghadiri acara Mandiri Investment Forum (09.00 WIB).
- Rilis data cadangan minyak AS (22.30).
(hps) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Most Popular