Perbaiki NPL, Bank Mandiri Baru Lanjutkan Aksi Anorganik

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
06 February 2018 18:57
Mandiri berencana menurunkan NPL di angka 2,6-2,8% pada akhir 2018.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Kendati sudah memiliki 11 anak usaha, namun PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk masih berambisi untuk melakukan aksi anorganik lagi. Namun, perseroan akan melakukan perbaikan kualitas kredit terlebih dahulu sebelum mewujudkan aksi tersebut.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Mandiri masih berada di atas 3% atau mencapai 3,4% pada 2017. Nilai tersebut menurun dibandingkan 2016 yang mencapai 4%.”Kami banyak melakukan strategi untuk menurunkan NPL seperti restrukturisasi, collection, write off dan lainnya,” ujar dia dalam acara konferensi pers di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Kartika mengungkapkan, pihaknya berencana untuk menurunkan NPL ke angka 2,6-2,8% pada akhir 2018.”Tahun 2018 ini kami akan lebih ke arah konsolidasi sehingga ekspansinya lebih ke arah normal-normal saja,” tegas dia.

Tingginya NPL Bank Mandiri tersebut yang menyebabkan Bank Mandiri belum bisa melanjutkan aksi akuisisi bank yang berada di Filipina.”Kami akan pertimbangkan lagi untuk melanjutkan akusisi karena waktu itu NPL kami berada di atas 3%, jadi kami tunggu sampai di bawah 3%. Jadi, 2018 pertumbuhan anorganik agak slow down, kalau NPL sudah 2,5% baru kami lanjutkan lagi,”kata dia.

Selain melanjutkan aksi akuisisi bank di Filipina, Bank Mandiri juga berencana memproses penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk dua anak usahanya, yakni PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT. Mandiri Tunas Finance (MTF) pada 2019.

Kartika mengungkapkan, untuk MTF, pihaknya ingin mendorong agar kapitalisasi pasarnya bisa meningkat menjadi Rp 2,5-3 triliun sebelum melakukan IPO. Saat ini, kapitalisasi pasar MTF baru mencapai di bawah Rp 2 triliun.”Sekitar 2019 lah, MTF baru bisa IPO,”ujar dia.

Sementara untuk BSM, kemungkinan untuk bank syariah tersebut adalah IPO dan penjajakan mitra strategis. Kedua opsi ini akan dipilih dengan memperhatikan valuasi dari BSM.”Kalau dari kualitas pembiayaan BSM sudah oke, namun dari ROE tinggal diptimalkan. Opsi untuk BSM bisa IPO dan juga mitra strategis, investor yang mendekati sudah banyak terutama dari Timur Tengah,”ujar dia.

(roy/roy) Next Article Bank Mandiri Tunda IPO Dua Anak Usaha karena Belum Siap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular