Kenaikan TDL Menjadi Pemicu Penurunan Konsumsi pada 2017

Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 February 2018 17:58
Daya beli masyarakat masyarakat bawah sempat terpukul, dan sedikit pulih setelah pemerintah memberikan subsidi untuk kembali menggenjot konsumsi masyarakat.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Standard Chartered Bank Indonesia menilai kenaikan tarif dasar listrik (TDL) di awal tahun lalu menjadi salah satu faktor yang membuat konsumsi masyarakat turun pada sembilan bulan pertama 2017. Daya beli masyarakat masyarakat bawah sempat terpukul, dan sedikit pulih setelah pemerintah memberikan subsidi untuk kembali menggenjot konsumsi masyarakat.

Chief Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengatakan subsidi pemerintah mulai dikurangi 2014, sempat memukul daya beli masyarakat. Untuk itu saat ini pemerintah lebih memiliki strategi untuk kembali mendorong daya beli masyarakat dengan memberikan insentif melalui kementerian sosial.

"Makanya tahun ini strateginya pemerintah itu lebih menekankan pada kualitas pertumbuhan, yaitu bagaimana caranya jangka pendek dan menengah diberika stimulus yang menurut kami menjaga daya beli di 2018," kata Aldion di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (6/2).

Aldion mengatakan rendahnya konsumsi masyarakat dari kuartal I-III 2017 ini berdampak pada rendahnya ekspansi yang dilakukan oleh sektor swasta. Sehingga pertumbuhan ekonomi di tahun lalu sebagian besar hanya ditunjang oleh ekspor saja pengeluaran pemerintah sementara tingkat pengeluaran swasta masih sangat kecil.

"Makanya rumah tangga harus melakukan konsumsi karena kalau tidak kan tidak akan ada demand sehingga swasta juga tidak akan ekspansi, makanya kalau istilah kerennya itu konsolidasi," lanjut dia.

Untuk anggaran 2018, pemerintah meningkatkan alokasi bantuan sosial sekitar 33% menjadi Rp 78,2 triliun dari alokasi tahun lalu sekitar Rp 59 triliun. Kenaikan ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan setiap rumah tangga setiap bulannya sekitar Rp 100.000 atau setara dengan 9,5% rata-rata konsumsi rumah tangga.
(hps) Next Article Pertanyaan Klasik: Apakah Deflasi Tanda Penurunan Daya Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular