Penjualan Mobil Turun, Bagaimana Saham Astra?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 February 2018 14:35
Penjualan Mobil Turun, Bagaimana Saham Astra?
Foto: Toyota
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) masih mendominasi pasar mobil di Indonesia sepanjang tahun lalu. Namun, pangsa pasar perusahaan yang membawahi enam merek mobil ini mengalami penurunan. 

Melihat kondisi ini, TIM Riset CNBC Indonesia menganalisis dampak dari turunnya bisnis Astra di industri terhadap pergerakan saham perseroan pada tahun lalu.

Analisis juga mencakup kinerja anak usaha Astra lainnya, yang bergerak di sektor selain otomotif.

Simak selengkapnya di halaman berikut. 

Walaupun masih merajai pangsa pasar di Indonesia dengan 54,05% porsi pasar, namun angka ini melemah dibandingkan 2016 yang mencapai 55,75%. 

Tim Riset CNBC Indonesia melihat tertekannya pangsa pasar Astra yang membawahi enam merek mobil tersebut (Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, UD Trucks, dan BMW) terasa sejak penjualan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia mengalami penurunan, ketika Mitsubishi Xpander dilepas ke pasar nasional. 

Xpander diluncurkan pada Agustus 2017 dan membukukan penjualan 13.070 unit sepanjang tahun lalu.

Adapun data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil Astra di segmen low multi-purpose vehicle (MPV) mengalami penurunan sejak Agustus.

Foto: CNBC Indonesia
 
Apakah penurunan pangsa pasar ini berdampak melemahnya harga saham Astra. Penjelasan ada di halaman selanjutnya. 


Senada dengan penurunan pangsa pasar, harga saham ASII pun mulai anjlok sangat dalam pada pertengahan 2017. Terhitung dalam rentang waktu 17 Juli-7 September 2017, harga saham ASII terkoreksi 14% ke level Rp 7.650/unit, dari yang sebelumnya Rp 8.725/unit.

Kendati demikian, saham ASII dapat rebound hingga ditutup Rp 8.300 pada akhir tahun lalu. Bagaimana rebound dapat terjadi? Pada akhir 2017, saham ASII ditutup Rp 8.300 atau naik tipis 0,3% dibandingkan dengan penutupan 2016. 

Bangkitnya harga saham Astra didorong oleh positifnya kinerja salah satu lini bisnis utamanya yaitu pertambangan batu bara yang dijalankan perusahaan melalui PT United Tractors Tbk (UNTR).

Pada tahun 2016, laba bersih setelah pajak UNTR tecatat senilai Rp 5,1 triliun, atau setara dengan 27,9% dari total laba ASII yang senilai Rp 18,3 triliun.
Melalui UNTR, perusahaan melakukan berbagai kegiatan di sektor pertambangan batu bara, seperti produksi, jasa eksplorasi, jasa konstruksi, hingga penjualan dan penyewaan alat-alat berat.

Sepanjang tiga kuartal pertama 2017, laba bersih setelah pajak UNTR tercatat melonjak hingga 85% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal pada sembilan bulan pertama 2016, pertumbuhannya tercatat -43% YoY.

Astra
Positifnya kinerja perusahaan tidak lepas dari naiknya harga batu bara sepanjang 2017. Harga batu bara naik sebesar 14% menjadi US$ 100,8/metrik ton, dari yang sebelumnya US$ 88,4/metrik ton.
Astra
Melesatnya harga batu bara ini juga meningkatkan permintaan atas alat-alat berat dan jasa yang berkaitan dengan industri tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular