
Laba Bersih XL Tergerus Pembangunan BTS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 February 2018 17:45

Jakarta, CNBC Indonesia – Langkah PT XL Axiata Tbk (EXCL) agresif membangun Base Transceiver Station (BTS) menjadi pemicu penurunan laba bersih perseroan. Sampai dengan akhir tahun, perusahaan menargetkan jumlahnya naik menjadi 17.000, walaupun realisasinya belum diumumkan sampai saat ini.
Padahal untuk membangun satu BTS, diperlukan biaya tidak kurang dari Rp 1 miliar. Sampai dengan awal September 2017, perusahaan tercatat telah merealisasikan pembangunan 13.591 BTS 4G.
Perseroan melaporkan laba bersih 2017 di angka Rp 375,24 miliar atau turun 0,07% dibanding capaian tahun 2016 yang sebesar Rp 375,52 miliar. Padahal pendapatan perusahaan tercatat meningkat 7,19% menjadi Rp 22,87 triliun, dari yang sebelumnya Rp 21,34 triliun.
Guna membiayai pembangunan BTS tersebut, beban infrastruktur perusahaan tercatat naik 3,7% menjadi Rp 8,58 triliun pada tahun 2017, dari yang sebelumnya Rp 8,27 triliun.
Padahal pada 2016 perusahaan memutuskan untuk menjual sebanyak 2.500 BTS kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) senilai Rp 3,57 triliun. Penjualan ini diharapkan dapat mendorong penghematan atas belanja modal dan biaya operasional perusahaan.
Revisi terkait aturan network sharing juga sebelumnya telah disahkan oleh pemerintah, sehingga perusahaan sebenarnya bisa mengupayakan untuk menyewa jaringan infrastruktur telekomunikasi dari operator lain.
Sampai dengan penutupan perdagangan hari ini, harga saham EXCL naik 2,04% menjadi Rp 3.000 per unit.
(hps) Next Article XL Axiata Bukukan Laba Bersih Rp 375,22 M, Turun 0,08%
Padahal untuk membangun satu BTS, diperlukan biaya tidak kurang dari Rp 1 miliar. Sampai dengan awal September 2017, perusahaan tercatat telah merealisasikan pembangunan 13.591 BTS 4G.
Perseroan melaporkan laba bersih 2017 di angka Rp 375,24 miliar atau turun 0,07% dibanding capaian tahun 2016 yang sebesar Rp 375,52 miliar. Padahal pendapatan perusahaan tercatat meningkat 7,19% menjadi Rp 22,87 triliun, dari yang sebelumnya Rp 21,34 triliun.
Padahal pada 2016 perusahaan memutuskan untuk menjual sebanyak 2.500 BTS kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) senilai Rp 3,57 triliun. Penjualan ini diharapkan dapat mendorong penghematan atas belanja modal dan biaya operasional perusahaan.
Revisi terkait aturan network sharing juga sebelumnya telah disahkan oleh pemerintah, sehingga perusahaan sebenarnya bisa mengupayakan untuk menyewa jaringan infrastruktur telekomunikasi dari operator lain.
Sampai dengan penutupan perdagangan hari ini, harga saham EXCL naik 2,04% menjadi Rp 3.000 per unit.
(hps) Next Article XL Axiata Bukukan Laba Bersih Rp 375,22 M, Turun 0,08%
Most Popular