
Bursa Asia Terkoreksi, Shifting ke Pasar Obligasi
Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 January 2018 08:35

- Imbal hasil (yield) obligasi negara Amerika Serikat (AS) yang mencapai titik tertinggi sejak 2014
- Dari pasar komoditas, harga minyak terkoreksi cukup signifikan. Saat ini harga minyak jenis brent sudah meninggalkan level US$ 70/barel.
Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini tekoreksi, dimana indeks Nikkei melemah 0,56%. Indeks Hang Seng pagi ini terpantau turun 0,56%, indeks Shanghai koreksi 0,99%, indeks Kospi turun 0,33% dan indeks Strait Time turun 0,52%.
Koreksi juga terjadi di Wall Street. Dow Jones melemah 0,67% ke 26.439,48, S&P 500 turun 0,67% ke 2.853,53, dan Nasdaq berkurang 0,52% menjadi 7.466,51. Penurunan ini merupakan yang koreksi harian terdalam selama 5 bulan terakhir.
Salah satu pemberat Wall Street adalah saham Apple yang turun 2,07%. Hal ini disebabkan laporan bahwa Apple akan memangkas produksi iPhone X sebanyak 50% menjadi sekitar 20 juta unit.
Faktor lain yang menyebabkan koreksi Wall Street adalah imbal hasil (yield) obligasi negara Amerika Serikat (AS) yang mencapai titik tertinggi sejak 2014. Kenaikan ini disebabkan oleh pernyataan Bank Sentral Uni Eropa (ECB) yang akan mengurangi stimulus moneter kala ekonomi Benua Biru sudah membaik.
Ada sejumlah data kunci yang akan dirilis. Jepang akan mengumumkan data pengeluaran rumah tangga, penjualan ritel, dan angka pengangguran periode Desember 2017. Bila data-data ini sesuai harapan, maka bisa menjadi faktor yang membuat Nikkei menguat kembali.
Perkembangan di Zona Eropa juga patut dicermati melalui rilis data inflasi Januari 2018 (proyeksi awal), kepercayaan konsumen Januari 2018 (final), sampai pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 (sekilas). Data-data ini akan menentukan sejauh mana perekonomian Eropa sudah pulih, yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan moneter.
Dari pasar komoditas, harga minyak terkoreksi cukup signifikan. Saat ini harga minyak jenis brent sudah meninggalkan level US$ 70/barel.
Penyebab koreksi harga minyak adalah perkiraan kenaikan pasokan dari AS. Perusahaan-perusahaan minyak di Negeri Paman Sam akan menambah 12 rig pekan ini sehingga produksi minyak diperkirakan naik hingga 10 juta barel/hari.
Selain itu, penguatan dolar AS juga menjadi penyebab koreksi harga emas hitam. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan 6 mata uang utama dunia, naik 0,28% ke 89,32.
Penguatan dolar AS terjadi setelah aset-aset berbasis greenback diburu investor karena kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Selain itu, investor juga mengambil posisi sambil menunggu pengumuman data ketenagakerjaan AS dan rapat Bank Sentral AS (The Federal Reserve).
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular