
Rally IHSG Ditopang Pertumbuhan Ekonomi Domestik dan Global
Shuliya Ratanavara & Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 January 2018 15:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Analis pasar saham menilai kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 4,4% dari awal tahun hingga perdagangan kemarin, masih berpotensi berlanjut karena didukung oleh perbaikan ekonomi domestik dan global.
Head of Research Mirrae Asset Sekuritas Darmawan Halim mengatakan perbaikan ekonomi dunia bedampak pada peningkatan permintaan komoditas pertambangan dan energi, hal tersebut mendorong kenaikan harga.
“Kenaikan indeks memang lebih cepat dari perkiraan karena didukung oleh likuiditas dari investor secara global yang (melakukan) rebalancing portfolio mereka ke saham, di mana pasar modal secara global juga mengalami kenaikan,” kata Darmawan kepada CNBC Indonesia, Rabu (24-01-2018).
Mengutip Reuters, saat ini PER gabungan dari seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat di level 19,19 kali. IHSG lantas masih relatif lebih murah jika dibandingkan dengan indeks saham Filipina, Vietnam, Serta India, namun lebih mahal jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan China. Baca berita berikut ini.
Darmawan menambahkan, PER itu harus diperhitungkan pula ekspektasi pertumbuhan laba perusahaan. Menurut dia dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, ekspektasi pertumbuhan laba juga akan lebih baik.
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai sejak awal tahun telah dimulai pemberitaan baik, seperti harga komoditas yang meningkat. Ditambah lagi dengan perbankan yang menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang akan meningkatkan belanja masyarakat terhadap properti.
"Jangan lupa juga bahwa kita memasuki earning season. Laporan keuangan 2017 akan memberikan banyak kejutan yang pastinya menjadi bahan bakar bagi volatilitas IHSG," kata dia.
Dia mengatakan bahwa target IHSG yang diperkirakan kalangan analis untuk jangka pendek di kisaran 6.665 poin-6.735 poin sudah masuk. Untuk itu IHSG memerlukan konsolidasi sejenak sebelum kembali mencetak rekor baru.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Head of Research Mirrae Asset Sekuritas Darmawan Halim mengatakan perbaikan ekonomi dunia bedampak pada peningkatan permintaan komoditas pertambangan dan energi, hal tersebut mendorong kenaikan harga.
“Kenaikan indeks memang lebih cepat dari perkiraan karena didukung oleh likuiditas dari investor secara global yang (melakukan) rebalancing portfolio mereka ke saham, di mana pasar modal secara global juga mengalami kenaikan,” kata Darmawan kepada CNBC Indonesia, Rabu (24-01-2018).
Mengutip Reuters, saat ini PER gabungan dari seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat di level 19,19 kali. IHSG lantas masih relatif lebih murah jika dibandingkan dengan indeks saham Filipina, Vietnam, Serta India, namun lebih mahal jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan China. Baca berita berikut ini.
Darmawan menambahkan, PER itu harus diperhitungkan pula ekspektasi pertumbuhan laba perusahaan. Menurut dia dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, ekspektasi pertumbuhan laba juga akan lebih baik.
"Jangan lupa juga bahwa kita memasuki earning season. Laporan keuangan 2017 akan memberikan banyak kejutan yang pastinya menjadi bahan bakar bagi volatilitas IHSG," kata dia.
Dia mengatakan bahwa target IHSG yang diperkirakan kalangan analis untuk jangka pendek di kisaran 6.665 poin-6.735 poin sudah masuk. Untuk itu IHSG memerlukan konsolidasi sejenak sebelum kembali mencetak rekor baru.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular