WSBP Berencana Terbitkan Obligasi Rp 3 T

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
22 January 2018 17:50
Dana yang terhimpun akan digunakan perseroan untuk melakukan pembiayaan ulang utang-utang perbankan dan membantu pembiyaan proyek.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berenana menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun pada 2018. Surat utang tersebut akan memiliki tenor selama lima tahun dan dana yang terhimpun akan digunakan perseroan untuk melakukan pembiayaan ulang utang-utang perbankan dan membantu pembiyaan proyek.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Risiko Waskita Beton M. C. Budi Setyono. "Kita tadinya mau nerbitin obligasi karena selama ini Waskita Beton banyak berutang kepada berbagai bank. Ini kan terms and condition-nya banyak, secara administrasi complicated jadi kita pikir bonds aja deh satu," kata Budi di MNC Conference Hall, Senin (22/01).

Namun, Budi menjelaskan penerbitan obligasi ini masih dalam tahap kajian dan melihat kebutuhan dana proyek-proyek baru perseroan. Menurut Budi, sekarang ini pendanaan perseroan belum terkendala.

Apalagi pada semester I 2018, ia memperkirakan perseroan akan mendapatkan dana segar dari pembayaran proyek Becakayu senilai Rp 1,4 triliun. Busi mengatakan jika kebutuhan dana perseroan tidak banyak kemungkinan Waskita Beton hanya akan mencari pendanaan dari perbankan

Namun ia menjelaskan perseroan akan tetap melakukan pelunasan kredit kepada beberapa bank. "Hanya saja kita refinance dari cash flow untuk (hutang) dengan bunga-bunga yang tinggi," jelasnya

Sehingga, kata Budi, nantinya hutang-hutang perseroan yang akan tersisa adalah hutang-hutang dengan bunga rendah.

Pendanaan dan arus kas memang menjadi tantangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur. Tak terkecuali arus kas Waskita Beton, khususnya arus kas operasional.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2017, tercatat arus kas operasional perseroan masih berada di posisi negatif sebesar Rp 2,23 triliun. Budi menjelaskan posisi arus kas operasional yang masih negatif disebabkan masih besarnya kebutuhan ekspansi dan modal kerja. Hal ini mengingat perseroan masih memiliki tiga proyek tengki yaitu Becakayu, Tol Cimanggis-Cibitung, satu proyek di Gresik yang pembayarannya baru dilakukan ketika proyek selesai.

Di sisi lain, ia juga menjelaskan pendanaan proyek infrastruktur yang masih berat dari APBN menjadi kendala. "APBN juga menjadi concern mereka (investor). Sebab proyeknya ingin dikebut tapi peningkatan di APBN nya tidak signifikan hanya single digit," kata Budi. 
(hps) Next Article WSBP Optimistis Berpartisipasi Bangun Tol Probowangi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular