
Kalbe Farma Anggarkan Capex Rp 1,5 Triliun
Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 January 2018 14:45

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk 2018 sebesar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Capex ini akan digunakan perusahaan untk membiayai pembangunan beberapa pabrik dan biaya ekspansi perusahaan.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan beberapa pabrik pembangunannya sudah dimulai pada 2017 lalu, tapi masih membutuhkan suntikan dana untuk penyelesaian. Salah satu pabrik Kalbe Farma di Cikarang akan beroperasi tapi memerlukan proses standarisasi.
"(Belanja Modal) Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun untuk tahun 2018, sudah mulai jalan (penggunaannya). Untuk menyelesaikan beberapa pabrik yang sudah dimulai tahun lalu tapi masih diselesaikan tahun ini," kata Vidjongtius di Hotel Westin Jakarta, Kamis (18/1).
Dia menyebutkan bahwa seluruh biaya yang digunakan untuk capex ini mayoritas akan berasal dari kas internal perusahaan, meski juga mempertimbangkan untuk melakukan pinjaman ke bank. "Pinjaman bukan jadi prioritas utama tapi kita selalu membina hubungan dengan bank," imbuh dia.
Tahun ini perusahaan juga memulai pembangunan satu pabrik yang juga berlokasi di Cikarang, namun tak menyebutkan berapa dana yang disiapkan untuk pembangunan satu pabrik tersebut. Selanjutnya, satu pabrik di tempat yang sama juga tengah menanti proses penyelesaian dan ditargetkan akan dapat beroperasi di akhir tahun ini.
Dari dana belanja modal ini, perusahaan sudah merealisasikan sebesar Rp 50 miliar-Rp 100 miliar untuk membentuk laboratorium klinik yang merupakan hasil patungan dengan dua perusahaan asal Jepang. Usaha baru ini diperkirakan akan memberikan return sebesar 10% dalam lima tahun ke depan.
Adapun jumlah capex perusahaan tahun ini jumlahnya moderat cenderung stagnan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2017 perusahaan ini mengaanggarkan belanja modal sebesar Rp 1,2 triliun, namun pada realisasinya perusahaan hanya menggunakan sebesar Rp 1 triliun saja.
Vidjongtius mengatakan bahwa realisasi penggunaan dana yang tak sesuai dengan target ini karena kendala waktu pembangunan pabrik. "Itu hanya beda waktu karena konstruksi dan tidak ontime jadi biasalah itu," kata dia.
(hps) Next Article Kalbe Farma Produksi Mixagrip di Myanmar
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan beberapa pabrik pembangunannya sudah dimulai pada 2017 lalu, tapi masih membutuhkan suntikan dana untuk penyelesaian. Salah satu pabrik Kalbe Farma di Cikarang akan beroperasi tapi memerlukan proses standarisasi.
"(Belanja Modal) Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun untuk tahun 2018, sudah mulai jalan (penggunaannya). Untuk menyelesaikan beberapa pabrik yang sudah dimulai tahun lalu tapi masih diselesaikan tahun ini," kata Vidjongtius di Hotel Westin Jakarta, Kamis (18/1).
Dia menyebutkan bahwa seluruh biaya yang digunakan untuk capex ini mayoritas akan berasal dari kas internal perusahaan, meski juga mempertimbangkan untuk melakukan pinjaman ke bank. "Pinjaman bukan jadi prioritas utama tapi kita selalu membina hubungan dengan bank," imbuh dia.
Tahun ini perusahaan juga memulai pembangunan satu pabrik yang juga berlokasi di Cikarang, namun tak menyebutkan berapa dana yang disiapkan untuk pembangunan satu pabrik tersebut. Selanjutnya, satu pabrik di tempat yang sama juga tengah menanti proses penyelesaian dan ditargetkan akan dapat beroperasi di akhir tahun ini.
Dari dana belanja modal ini, perusahaan sudah merealisasikan sebesar Rp 50 miliar-Rp 100 miliar untuk membentuk laboratorium klinik yang merupakan hasil patungan dengan dua perusahaan asal Jepang. Usaha baru ini diperkirakan akan memberikan return sebesar 10% dalam lima tahun ke depan.
Adapun jumlah capex perusahaan tahun ini jumlahnya moderat cenderung stagnan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2017 perusahaan ini mengaanggarkan belanja modal sebesar Rp 1,2 triliun, namun pada realisasinya perusahaan hanya menggunakan sebesar Rp 1 triliun saja.
Vidjongtius mengatakan bahwa realisasi penggunaan dana yang tak sesuai dengan target ini karena kendala waktu pembangunan pabrik. "Itu hanya beda waktu karena konstruksi dan tidak ontime jadi biasalah itu," kata dia.
(hps) Next Article Kalbe Farma Produksi Mixagrip di Myanmar
Most Popular