Jejak Boenjamin Raja Farmasi RI Sang Pendiri Kalbe Farma

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
04 April 2023 18:04
cover Insight, boenjamin setiawan
Foto: Cover Insight/ Boenjamin Setiawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Boenjamin Setiawan meninggal dunia, Selasa (4/4). Boenjamin wafat dalam usia 90 tahun.

Jenazah Boenjamin saat ini disemayamkan di Rumah Duka Sentosa di RSPAD Gatot Soebroto. Menurut rencana, Boenjamin akan dimakamkan di Sandiego Hills, Sabtu (8/4).

Bagaimana kisahnya?

Saat menempuh kelas 5 di Sekolah Dasar Tionghoa Tegal, Boenjamin Setiawan alias Khow Lip Boen tiba-tiba dipanggil oleh gurunya ke depan kelas. Namun, betapa kagetnya Boenjamin karena saat menemui gurunya dia malah mendapat omelan dan pukulan. 

Ya, dia dipukul dan dicaci karena nilai ujiannya jelek, mendapat nilai 5. Lebih jelek dibanding adiknya yang mendapat nilai 8. 

"Masa kau lebih bodoh dari adikmu," kata Boenjamin menirukan gurunya, dikutip dari dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D: Ilmu Kunci Kemajuan (2020). 

Perlakuan seperti itu kemudian menusuk hati Boenjamin yang lahir dari keluarga berada. Dia tidak terima dipermalukan di depan banyak orang. Alhasil, dia berupaya mematahkan ucapan gurunya itu. Dia langsung bekerja keras untuk belajar. Waktu mainnya dikurangi. 

"Berkat kejadian itu belajar akhirnya menjadi sebuah kesenangan, bukan lagi kewajiban. Saya semakin giat menekuni buku-buku pelajaran dan selalu terobsesi memecahkan soal-soal," kata Boenjamin dalam dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D: Ilmu Kunci Kemajuan (2020).

Hobi belajar itulah yang mengantarkannya hijrah ke Jakarta untuk bersekolah di Fakultas Kedokteran UI tahun 1958 dan sekolah lagi di University of California, AS.

Setelah lulus dan resmi jadi dokter, Boenjamin malah tidak menjalani profesinya. Padahal jadi dokter di era tersebut adalah pencapaian luar biasa. Apalagi dirinya sudah bersekolah sampai ke Amerika Serikat.

Saat pulang kampung, dia malah ingin bisnis obat. Sekitar tahun 1960-an, Boenjamin melakukan riset obat kulit murah yang diproyeksikan menelan biaya Rp 1,5 juta. Uang sebesar itu sangat banyak, harga bensin saja Rp 0,3. 

Alhasil, untuk menyelesaikan proyek itu dia mendatangi Wim Kalona yang sudah sukses menjadi pengusaha obat. 

"Waktu saya bilang biayanya Rp 1,5 juta, Wim terkejut . Namun akhirnya disetujui juga," kata Boen dalam Pergulatan 26 manajer Indonesia menuju sukses (1997:30).

Berkat pinjaman itu bisnis obat kulitnya berjalan. Bahkan Boen berani mendirikan perusahaan farmasi. Sekitar 1963, Boen dan kawannya ikut mendirikan PT Farmindo. Sayang, perusahaan ini gagal dan tidak membuat Boen putus asa.

Pada 10 September 1966, dia membangun bisnis obat lagi bersama saudara-saudaranya. Perusahaan itu bernama Kalbe Farma. Kalbe diambil dari singkatan nama dirinya dan saudaranya: Khow Lip Boen dan Khouw Lip Bing, yang disingkat KLB atau jika dilafalkan menjadi Kalbe.

Mereka memulai bisnis mereka dari garasi sebuah rumah yang diseawakan pasiennya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Awalnya Kalbe Farma membuat obat-obat dengan resep dokter. Obat-obat itu berbentuk sirup, tetes dan kapsul.

Perlahan Kalbe Farma kemudian membangun pabrik di daerah Pulo Mas, Jakarta. Tak hanya memproduksi obat saja, laboratorium farmasi juga dibangun.

Produk Kalbe Farma termasuk obat-obatan yang cukup dikenal masyarakat di pasaran, seperti Kalpanax (obat panu), Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrib, Entrostop, Fatigon. Selain itu ada juga Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol dan lain sebagianya.

Karena banyaknya obat yang diproduksi, Kalbe Farma jelas menguasai pasar farmasi Indonesia. Apapun jenis penyakitnya, Kalbe Farma menyediakan obatnya. Maka, tak heran kalau perusahaan ini menjadi raksasa di Indonesia dan Asia Tenggara. Bahkan berani melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1991 dengan kode emiten (KLBF)

Selain bisnis obat, Kalbe Farma juga bermain di bisnis rumah sakit. Rumah sakit yang dibangun adalah Mitra Keluarga, yang tersebar di Indonesia. 

Kini Boenjamin dan keluarganya tercatat memiliki kekayaan yang tak berseri. Pada 2021, majalah Forbes mencatat kekayaannya mencapai US$ 4,8 miliar atau setara dengan Rp 60 triliun.

Perjalanan hidup Boenjamin lantas harus berhenti pada 4 April 2023. Meski sudah tiada, semua mengetahui kalau Kalbe Farma tercipta berkat tangan dingin Boenjamin


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalbe Farma (KLBF) Bakal Buyback Saham 625 Juta Lembar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular