5 Jenis Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi bareng Kopi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi banyak orang, kopi merupakan kebutuhan dan minuman pagi hari untuk meningkatkan semangat dalam beraktivitas. Tak heran jika banyak orang menjadikan kopi sebagai bagian dari rutinitas pagi yang tak boleh terlewatkan.
Namun, sering kali pada waktu yang sama orang juga harus minum obat. Lantas bolehkah minum obat bersamaan dengan kopi?
Kopi dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu sehingga mengurangi efektivitasnya atau bahkan bisa meningkatkan risiko efek samping.
Berikut adalah beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan kopi melansir Independent.
1. Obat flu dan pilek
Kafein adalah stimulan yang dapat mempercepat sistem saraf pusat. Obat flu yang mengandung pseudoefedrin, seperti sudafed, juga merupakan stimulan. Jika dikonsumsi bersamaan, efeknya dapat meningkat sehingga berpotensi menyebabkan gelisah, sakit kepala, detak jantung cepat, dan insomnia.
Efek stimulan juga menjadi perhatian ketika menggabungkan kafein dengan obat ADHD seperti amfetamin, atau dengan obat asma seperti teofilin, yang memiliki struktur kimia serupa dengan kafein.
2. Obat tiroid
Levotiroksin, pengobatan standar untuk tiroid yang kurang aktif, sangat sensitif terhadap waktu. Salah satu yang mempengaruhinya adalah kopi pagi. Penelitian menunjukkan bahwa minum kopi terlalu cepat setelah mengonsumsi levotiroksin dapat mengurangi penyerapannya hingga 50 persen.
Kafein mempercepat motilitas usus (pergerakan makanan dan limbah melalui saluran pencernaan), sehingga obat memiliki lebih sedikit waktu untuk diserap - dan juga dapat mengikatnya di lambung, sehingga lebih sulit diserap tubuh. Jika penyerapan terganggu, gejala hipotiroidisme, termasuk kelelahan, penambahan berat badan, dan sembelit dapat kembali lagi.
Aturan waktu yang sama berlaku untuk golongan obat osteoporosis yang disebut bifosfonat, termasuk alendronat dan risedronat, yang juga membutuhkan perut kosong dan sekitar 30-60 menit sebelum makan atau minum.
3. Antidepresan dan antipsikotik
Interaksi antara kafein dan obat kesehatan mental bisa lebih kompleks. Studi laboratorium menunjukkan kafein dapat berikatan dengan obat-obatan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) di lambung, mengurangi penyerapan dan berpotensi membuatnya kurang efektif. SSRI antara lain sertralin dan citalopram, jenis obat antidepresan yang banyak digunakan untuk mengobati depresi, kecemasan, dan kondisi kejiwaan lainnya.
Antidepresan trisiklik (TCA), seperti amitriptilin dan imipramin, adalah golongan antidepresan lama yang bekerja dengan memengaruhi kadar neurotransmiter di otak.
TCA dipecah oleh enzim hati CYP1A2, yang juga memetabolisme kafein. Persaingan antara keduanya dapat memperlambat pemecahan obat, meningkatkan efek samping, atau menunda pembersihan kafein. Orang yang mengonsumsinya merasa gelisah atau tegang lebih lama dari biasanya.
Sebuah studi menunjukkan bahwa minum dua hingga tiga cangkir kopi dapat meningkatkan kadar klozapin dalam darah hingga 97%, berpotensi meningkatkan risiko seperti kantuk, kebingungan, atau komplikasi yang lebih serius.
4. Obat Pereda Nyeri
Beberapa obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti yang mengandung aspirin atau parasetamol, mengandung kafein tambahan. Kopi dapat mempercepat penyerapan obat-obatan ini dengan mempercepat pengosongan lambung dan membuat lambung lebih asam, yang meningkatkan penyerapan beberapa obat, seperti aspirin.
Meskipun ini dapat membantu obat penghilang rasa sakit bekerja lebih cepat, hal ini juga dapat meningkatkan risiko efek samping seperti iritasi lambung atau pendarahan, terutama jika dikombinasikan dengan sumber kafein lainnya. Meskipun belum ada kasus serius yang dilaporkan, kehati-hatian tetap disarankan.
5. Obat jantung
Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung sementara, biasanya berlangsung tiga hingga empat jam setelah dikonsumsi.
Bagi orang yang mengonsumsi obat tekanan darah atau obat yang mengontrol irama jantung tidak teratur (aritmia), ini dapat mengurangi efek yang diinginkan dari obat tersebut.
Ini tidak berarti penderita penyakit jantung harus menghindari kopi sama sekali - tetapi mereka harus memantau bagaimana pengaruhnya terhadap gejala mereka, dan mempertimbangkan untuk membatasi asupan atau beralih ke kopi tanpa kafein jika diperlukan.
(hsy/hsy)