MARKET DATA

11 Penyebab Batu Ginjal yang Jarang Diketahui, Bukan Cuma Kurang Minum

Fergi Nadira,  CNBC Indonesia
09 December 2025 07:00
Foto diambil pada 1 Juni 2023 dan dirilis oleh Angkatan Darat Sri Lanka pada 14 Juni 2023 menunjukkan seorang petugas medis militer mengukur batu ginjal yang dikeluarkan dari seorang pensiunan tentara yang beratnya 801 gram (28,25 ons) dan berukuran 13,37 sentimeter (5,26 inci). (Photo by SRI LANKAN ARMY / AFP)
Foto: Petugas medis militer mengukur batu ginjal yang dikeluarkan dari seorang pensiunan tentara yang beratnya 801 gram (28,25 ons) dan berukuran 13,37 sentimeter (5,26 inci). (AFP/-)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang mengira batu ginjal muncul hanya karena kurang minum. Namun para ahli nefrologi menegaskan, kondisi ini jauh lebih kompleks.

Nephrologist Dr Arjun Sabharwal menjelaskan, risiko batu ginjal tidak hanya berasal dari dehidrasi. Berbagai penelitian besar yang terbit di jurnal seperti New England Journal of Medicine, American Journal of Kidney Diseases, dan Nature Reviews Nephrology menunjukkan batu ginjal dipicu oleh banyak faktor yang bekerja bersamaan.

"Batu ginjal bisa terbentuk akibat kombinasi faktor metabolik, pola makan, genetika, hingga penyakit tertentu, dan sering kali membutuhkan pemeriksaan lengkap untuk menemukan penyebab utamanya," ujar Dr Sabharwal dikutip dari India Times, Senin (8/12/2025).

Menurut Dr Sabharwal, penyebab umum batu ginjal meliputi:
- Kalsium urine tinggi (hypercalciuria)
- Kadar oksalat tinggi akibat makanan atau penyerapan usus
- Citrate rendah, yakni zat alami yang sebenarnya membantu mencegah kristal
- Asam urat tinggi, sering terkait konsumsi daging merah atau gout
- Asupan garam dan protein hewani yang berlebihan
- Kekurangan kalsium dari makanan
- Makanan tinggi oksalat seperti bayam, kacang-kacangan, dan coklat
- Suplemen vitamin C berlebihan
- Obesitas, diabetes, gangguan tiroid, penyakit usus, hingga infeksi saluran kemih berulang
- Riwayat keluarga dan faktor genetik
- Penggunaan obat jangka panjang tertentu, seperti diuretik, obat migrain, atau antasida kalsium


Sabharwal menegaskan, kurang minum memang meningkatkan risiko, tetapi kasus batu ginjal berulang hampir selalu membutuhkan evaluasi metabolik lengkap, termasuk pemeriksaan urine 24 jam. Hal itu guna mengidentifikasi penyebab sebenarnya.

"Kalau batu terus muncul, jangan hanya menambah konsumsi air. Ketahui jenis batunya dan cari akar masalahnya," ujarnya.



Gejala dan Dampaknya

Batu ginjal dapat memicu nyeri hebat di punggung atau pinggang, mual, hingga darah dalam urine ketika aliran urin terhambat. Tanpa penanganan, kondisi ini bisa mengganggu fungsi ginjal dan kualitas hidup. Berikut ringkasan penjelasan faktor-faktor yang sering memicu batu ginjal:

1. Kalsium urine tinggi

Kalsium urin tinggi, atau hiperkalsiuria, memengaruhi 30-60% pembentuk batu ginjal. Hypercalciuria terjadi ketika ginjal membuang terlalu banyak kalsium atau tubuh menyerap kalsium berlebihan dari makanan.

Kalsium kemudian membentuk kristal yang berkembang menjadi batu. Pemeriksaan urine 24 jam dapat mendeteksi kondisi ini, dan terapi thiazide bisa membantu menurunkan kadar kalsium.

2. Oksalat berlebih

Oksalat dari bayam, kacang, cokelat, serta suplemen vitamin C dapat berikatan dengan kalsium dan membentuk batu oksalat, jenis yang paling sering ditemukan. Masalah usus juga dapat meningkatkan penyerapan oksalat. Cara menguranginya adalah membatasi makanan tinggi oksalat dan mengonsumsi kalsium bersamaan dengan makanan.

3. Citrate rendah

Citrate berfungsi menghambat pembentukan kristal. Kekurangan citrate bisa terjadi akibat konsumsi protein hewani berlebihan, diare kronis, kekurangan kalium, atau infeksi. Studi besar menghubungkan rendahnya sitrat dengan kekambuhan, bahkan pada orang yang terhidrasi dengan baik.

4. Asam urat dan protein tinggi

Asam urat tinggi membentuk batu asam pada 5-10% kasus, seringkali berasal dari daging merah, makanan laut. Ini memicu batu asam urat maupun batu kalsium oksalat. Risiko semakin tinggi pada penderita obesitas, diabetes, dan gout.

5. Garam tinggi dan kalsium kurang

Terlalu banyak natrium membuat ginjal membuang lebih banyak kalsium. Sebaliknya, kekurangan kalsium dari makanan membuat oksalat lebih mudah terserap. Ahli menyarankan asupan kalsium 1.000-1.200 mg dari makanan, bukan suplemen.

6. Penyakit dan faktor genetik

Obesitas, diabetes, gangguan tiroid, radang usus, dan infeksi saluran kemih dapat mengubah komposisi urine. Riwayat keluarga juga meningkatkan risiko secara signifikan. Beberapa obat jangka panjang pun bisa menambah risiko.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harus Seberapa Sering Minum Air Putih biar nggak Kena Batu Ginjal?


Most Popular