Daftar Penyakit yang Menular Lewat Baju Bekas dari Thrifting, Waspada!
Jakarta, CNBC Indonesia - Membeli pakaian bekas alias thrifting semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak konsumen menganggap pakaian bekas sebagai gaya hidup yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.
Kendati menawarkan berbagai pilihan gaya yang unik dan klasik, pakaian bekas memiliki beberapa risiko kesehatan, bahkan menjadi sumber bagi banyak penyakit menular.
Melansir Science Alert, kulit secara alami dilapisi oleh jutaan bakteri, jamur, dan virus, yang secara kolektif dikenal sebagai mikrobioma kulit. Itu artinya, setiap pakaian yang kita kenakan bersentuhan langsung dengan mikroba tersebut.
Banyak mikroba yang secara rutin menjadikan mikrobioma kulit sebagai rumah mereka, meliputi bakteri Staphylococcus (yang menyebabkan infeksi staph), Streptococcus (bakteri di balik strep A), jamur seperti Candida (spesies ragi yang paling sering menyebabkan sariawan) dan virus seperti Human papillomavirus (yang menyebabkan HPV).
Mikrobioma kulit setiap orang beradaptasi secara unik. Apa yang normal dan tidak berbahaya bagi satu orang dapat menjadi penyebab penyakit bagi orang lain.
Risiko Infeksi dari Pakaian Bekas
Pakaian merupakan pembawa berbagai patogen penyebab penyakit yang umum. Ini berarti kuman dari mikrobioma kulit unik pemilik pakaian asli masih dapat ditemukan di pakaian bekas jika pakaian tersebut tidak dibersihkan sebelum dijual. Ini juga berarti infeksi atau patogen apa pun yang mungkin mereka miliki saat terakhir kali mengenakan pakaian tersebut masih dapat ditemukan di sana.
Penelitian telah menemukan bahwa pakaian dapat menjadi tempat berkembang biaknya banyak patogen infeksius termasuk kuman seperti Staphylococcus aureus (yang menyebabkan infeksi kulit dan darah), bakteri seperti Salmonella, E. coli, norovirus, dan rotavirus (yang dapat menyebabkan demam, muntah, dan diare), serta jamur yang dapat menyebabkan kutu air dan kurap.
Sebuah survei khusus terhadap pakaian bekas, yang dijual di sebuah pasar di Pakistan, mendeteksi keberadaan Bacillus subtilus dan Staphylococcus aureus pada banyak sampel yang diambil. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi kulit dan darah. Parasit yang dapat menyebabkan infeksi kulit (seperti dermatitis dan kudis) juga ditemukan pada pakaian bekas.
Tidak hanya itu, penelitian menunjukkan banyak kuman patogen, seperti E. coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes yang dapat bertahan hidup pada pakaian selama berbulan-bulan jika disimpan di suhu ruangan. Kuman pada pakaian katun atau serat campuran tetap hidup hingga 90 hari. Namun, pada kain poliester, kuman-kuman ini dapat hidup hingga 200 hari.
Cara mencuci pakaian bekas dengan benar
Sebagian besar mikroba membutuhkan air untuk tumbuh. Area kulit yang cenderung lembap, seperti ketiak, kaki, dan area genital cenderung memiliki jumlah mikroba terbanyak dan spesies mikroba yang paling beragam.
Kain yang bersentuhan dengan area ini akan paling terkontaminasi. Selain cairan tubuh, pakaian juga dapat terkontaminasi sisa makanan. Hal ini juga dapat menjadi sumber pertumbuhan bakteri atau jamur yang ada.
Inilah mengapa mencuci pakaian bekas sangat penting untuk mencegah pertumbuhan kuman dan mengurangi risiko infeksi. Sebuah studi tentang pakaian bekas yang terkontaminasi parasit kudis bahkan menemukan bahwa mencuci pakaian dapat menghilangkan semua parasit yang ada.
Disarankan untuk mencuci pakaian bekas yang baru dibeli dengan deterjen pada suhu sekitar 60°C. Cara ini tidak hanya akan membersihkan kotoran dari pakaian, tetapi juga akan menghilangkan kuman dan menonaktifkan patogen.
Air dingin tidak akan efektif membasmi patogen di dalam pakaian. Jadi, jika pencucian dengan suhu tinggi gunakanlah disinfektan pakaian untuk membunuh kuman yang ada.
Sebaiknya Anda mencuci pakaian bekas secara terpisah dari pakaian biasa untuk mengurangi kontaminasi silang pada pakaian. Merendam pakaian bekas dalam ember terpisah berisi air panas (bukan air mendidih) dengan deterjen antibakteri selama dua hingga tiga jam dapat menghilangkan patogen yang ada. Lanjutkan dengan pencucian mesin seperti biasa.
Untuk lebih memastikan Anda telah membasmi kuman yang tersisa, pengering pakaian panas atau setrika uap (sekitar 60°C jika kain Anda memungkinkan) sangat efektif membunuh bakteri, virus, dan telur parasit.
(hsy/hsy)[Gambas:Video CNBC]