Benarkah Sering Minum Obat Bahaya buat Tubuh? Ini Kata Ahli

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
19 August 2025 17:25
Ilustrasi Obat. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Obat. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Nafrialdi, Ph.D., Sp.PD, Sp.FK mengatakan, obat sering dianggap sebagai senjata utama melawan penyakit. Namun di balik manfaatnya, obat juga menyimpan risiko efek samping yang tidak bisa diabaikan.

"Tidak ada obat yang secara mutlak aman untuk semua orang, untuk segala waktu, dan untuk semua keadaan. Efek samping adalah hal yang melekat dengan obat. Tugas kita adalah memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan risikonya," kata Prof Nafrialdi dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia.


Pencegahan efek samping obat

Dalam dunia medis ada yang disebut farmakovigilans, yaitu disiplin ilmu yang fokus pada deteksi, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping obat. Prof Nafrialdi menekankan, meski obat sudah melalui penelitian ketat dan uji klinis, tetap ada risiko efek samping yang tidak terdeteksi karena jumlah peserta uji terbatas.

"Bila suatu obat menimbulkan efek samping yang membahayakan, tim farmakovigilans akan merekomendasikan ke BPOM untuk menarik obat itu dari pasaran, atau mengubah indikasi penggunaannya," jelasnya.

Di tingkat Asia Tenggara, laporan efek samping obat dari Indonesia masih sangat rendah. Indonesia berada di posisi kelima setelah Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Padahal, data ini penting untuk memastikan keamanan obat yang beredar.

Khusus dalam program Tuberkulosis (TB), farmakovigilans menjadi krusial, menurut Prof Nafrialdi. Pengobatan TB biasanya melibatkan kombinasi beberapa obat dalam jangka panjang.

Risiko efek samping pun tinggi, mulai dari gangguan hati hingga masalah lain yang bisa membuat pasien berhenti minum obat. Jika tidak ditangani, hal ini dapat menggagalkan target Indonesia mengakhiri epidemi TB pada 2030.

Prof Nafrialdi menekankan, kegiatan farmakovigilans tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan keterlibatan semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan, industri farmasi, pemerintah, hingga masyarakat.

"Pelatihan berkesinambungan bagi tenaga kesehatan sangat penting, terutama agar laporan efek samping obat bisa dibuat dengan baik dan lengkap," ujarnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Efek yang Akan Terjadi Jika Kebanyakan Makan Ubi Jalar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular